Dikisahkan pada masa kenabian Muhammad SAW, pada suatu daerah hiduplah seorang pengembala kambing. Pengembala tersebut harus mengurus ratusan kambing dan domba. Setiap pagi, lelaki itu membawa seluruh hewan ternak yang diamanah kepadanya ke padang rumput dekat dengan oasis.
Namun naas, suatu hari lelaki tersebut
kecolongan karena seekor serigala berhasil menerkam seekor domba yang lepas
dari kerumunan. Pengembala tersebut pun mengejar sang serigala dan
menakut-nakutinya dengan mengayunkan tongkatnya.
Domba yang menjadi buruan serigala bertubuh
cukup gemuk, sehingga serigala alami kesulitan saat membawanya kabur.
Sang penggembala pun berhasil mengejarnya dan menarik paksa domba tersebut dari
cengkeraman serigala.
"Wahai fulan, mengapa engkau begitu zalim?
Allah telah menetapkan domba itu sebagai rezekiku untuk hari ini, mengapa
engkau merebutnya dariku?" ujar serigala itu kemudian.
Betapa terkejutnya pria ini ketika mendengar
serigala itu bertutur kata layaknya manusia. "Kamu... Bisa berbicara?"
kata sang pengembala takjub.
"Mengapa engkau melihatku terheran-heran?
Harusnya engkau tahu, ada yang lebih mengherankan daripada seekor serigala bisa
berbicara," kata serigala itu.
"Apa itu?"
"Di Madinah, ada seorang nabi dan rasul
yang Allah utus untuk sekalian alam. Namun, banyak orang yang justru
membangkang dan enggan beriman kepadanya. Nama nabi itu, Rasulullah
Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam," terang
serigala.
Keesokan harinya, lelaki pengembala itu pergi
ke Madinah untuk menjumpai langsung sosok yang diceritakan serigala kemarin.
Perjalanan yang tidak mudah dia tempuh dengan penuh kesabaran dan sampailah ia
di Madinah.
Setelah bertanya kepada warga setempat, lelaki
itu kemudian tiba di depan Masjid Nabawi. Singkat cerita, ia berkesempatan
bertemu Nabi Muhammad SAW. Kepada beliau, ia pun menuturkan kisahnya hingga
sampai di Madinah.
Kemudian Rasulullah membenarkan kisah sang
gembala bahwa ada seekor binatang yang terang-terangan menunjukkan rasa
imannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Lebih lanjut, hal itu ternyata termasuk
tanda kian dekatnya hari akhir.
"Yang demikian itu adalah salah satu tanda
kiamat," sabda Muhammad SAW. Setelah itu si penggembala
mengucapkan dua kalimat syahadat dan memeluk Agama Islam.
Kisah ini termaktub dalam hadis riwayat dari
Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, serta Imam Ahmad. Pakar tafsir Ibnu
Katsir menilai sanadnya sahih. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa dan sangat
mudah bagi-Nya menjadikan hewan dapat berbicara kepada manusia. Hal ini sama
halnya ketika Allah menjadikan anggota tubuh dapat berbicara saat hari kiamat
kelak. Allah Ta’ala berfirman,
“Mereka berkata kepada kulit mereka, “Mengapa
kamu menjadi saksi terhadap kami?” Kulit mereka menjawab, “Allah yang
menjadikan segala sesuatu pandai berbicara telah menjadikan kami pandai (pula)
berbicara, dan Dialah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama dan hanya
kepada-Nya lah kamu dikembalikan. Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari
persaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu bahkan kamu mengira
bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al
Fushshilat: 21-22).
Itulah kisah
seekor serigala yang beriman kepada Allah dan Rasulnya. Semua atas kuasa dan
tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Ketika Allah katakan “kun Fayakun”
jadilah maka terjadilah, karena kesempurnaan adalah milik Allah. Hikmah yang
dapat kita ambil dari kisah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, dan semua berjalan atas
kuasaNya.
2. Jika di dunia hewan dapat berbicara atas perintahNya, maka mudah
bagi Allah membuat semua anggota tubuh kita dapat menjawab ketika di akhirat.
3. Jika hewan dapat beriman kepada Allah dan Rasulnya, maka sepantasnya
manusia sebagai mahluk sempurna dapat lebih beriman kepada Allah.
4. Semua telah digariskan oleh Allah dan tidak ada yang luput dari
pengawasanNya.
5. Mengingatkan kita bahwa hari akhir semakin dekat.
Penulis : Riskyrito
Editor : Argha Sena
Referensi : hatisenang.com, muslimahdaily.com, popmama.com, republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar