Jika kita mendengar kata perang maka yang ada dipikiran kita biasa
sebuah perang berlangsung selama berhati-hari bahkan berbulan-bulan. Namun ada
sebuah peperangan yang menarik perhatian karena peperangan hanya berlangsung
kurang dari 2 jam. Perang ini bukan hanya berisikan 100-200 prajurit, namun
100.000-200.000 prajurit musuh yang ikut dalam perang ini. dan kejadian menarik
lainnya adalah banyak prajurit yang mati konyol dalam peperangan ini. nama
perang ini adalah perang mohac, sebuah peperangan yang jarang didengar kaum
muslimin. Peperangan ini adalah peperangan kaum muslim yang dipimpin Sultan
Sulaiman al-Qanuny melawan koalisi eropa. Penyebab jarang terdengarnya nama
perang ini adalah karena eropa berusaha menutupi kekalahan yang memalukan dalam
perang ini.
Awal mula terjadinya perang ini adalah ketika Pasca turunnya sultan
Salim I dari tahta dan naiknya sultan Sulaiman I, Hungaria meremehkan dan
memandang sultan Sulaiman hanyalah sultan muda yang tidak berpengalaman, dan
tidak memiliki pamor besar layaknya sang ayah. Ini membuat mereka berani
melanggar perjanjian dengan tidak mau lagi membayar jizyah kepada Utsmaniyah.
Hungaria pada waktu itu merupakan sebuah kerajaan besar yang dipimpin oleh raja
Lajos II dari Dinasti Jagiellon. Ia adalah saudara ipar dari Kaisar Romawi suci
kala itu, Charles V. Meskipun demikian, sejak era Sultan Salim I, ayah dari
sultan Sulaiman I Al-Qonuni, Hungaria selalu membayar jizyah kepada Utsmaniyyah
sebagai bentuk perjanjian damai antar kedua dinasti.
Karena Hungaria tidak mau membayar jizyah, maka Sulaiman mengirim
utusan kepada raja Hungaria untuk memungut jizyah. Raja Hungaria bukannya
membayar jizyah, dia malah membunuh utusan Sultan Sulaiman itu. Mendengar kabar
tersebut, Sultan Sulaiman membawa pasukannya menuju Hungaria untuk memberikan
pelajaran atas apa yang telah diperbuat raja Hungaria tersebut.
Pasukan Utsmani yang dipimpin langsung oleh Sultan berangkat dari
Istanbul pada 23 April 1526 (11 Rajab 932).Sultan Sulaiman yang marah besar,
lalu mempersiapkan pasukan perangnya dan bergegas ke Hungaria dengan pasukan
kurang lebih 100.000 mujahid dengan 350 meriam dan 800 kapal perang.
Dalam perjalanannya menuju Hungaria yang berjarak sekitar seribu kilometer,
pasukan Islam menaklukkan daerah-daerah yang dilaluinya, di antaranya Belgrade,
ibukota Serbia. Ini dilakukan untuk mengamankan jalur kembali ataupun jalur
mundur pasukan apabila pasukan Islam tertimpa kekalahan.
Mendengar kabar bahwa Sultan Sulaiman sedang menuju daerahnya,
Maka, terbentuklah koalisi pasukan salib yang terdiri dari kekaisaran Romawi
Suci (meliputi Spanyol, Jerman, Italia, Belgia, Swiss, Belanda, Luksemburg, dan
sebagian Perancis), kemudian Hungaria itu sendiri, Slovakia, Rumania, Serbia,
Kroatia, Polandia, Kerajaan Bavaria (sekarang wilayah Bayern), negara-negara
kepausan, dan beberapa negara lainnya. Terkumpullah pasukan salib bersenjata
lengkap dari koalisi negara-negara tersebut. Pasukan tersebut bermodalkan
200.000 pasukan berkuda, 35.000 diantaranya lengkap dengan senjata dan baju
besi.
Pasukan Sulaiman Al-Qanuni melewati sungai yang terkenal dan
menunggu di lembah Mohacs selatan Hongaria dan timur Rumania menanti pasukan
Eropa tersebut. Pertempuran dahsyat pun terjadi selepas waktu ashar. Pasukan
Janissari di barisan pertama sanggup bertahan selama sejam, bahkan berhasil
menghabisi 20 ribu prajurit musuh. Setelah berlalu satu jam, atas instruksi
Sultan, barisan pertama membelah diri menjadi dua bagian ke kanan dan kiri, dan
membukakan jalan bagi pasukan Eropa untuk menyerang barisan kedua pasukan
Islam. Pasukan Eropa lantas mengerahkan pasukan utamanya untuk menyerbu.
Melihat hal itu,barisan kedua pasukan Islam segera mundur, dengan tujuan
memancing pasukan Eropa menuju pasukan meriam di barisan ketiga.
Merasa sudah unggul dan mengira kemenangan berada dipihak mereka,
pasukan Eropa mengejar pasukan garis kedua sampai tidak menyadari formasi
perang pasukan garis ketiga yang telah menunggu mereka. Sebanyak 100.000
pasukan Eropa telah terjebak oleh strategi jitu Sultan. sehingga tanpa sadar
mereka sudah berada di tengah-tengah Meriam pasukan Muslim. Pasukan garis
Ketiga telah siap dengan meriam-meriam besarnya, dan letusan pertama meriam itu
menyadarkan pasukan Eropa akan situasinya yang sudah terjebak, tapi semua sudah
terlambat, Pasukan Janissary dan Pasukan Berkuda yang tadi dikejar pasukan
Eropa berbalik menghajar pasukan inti Eropa. Dentuman-dentuman meriam
selanjutnya menjadi awal kematian tragis pasukan pasukan inti Eropa.
Pasukan eropa kocar-kacir sambil mencari jalan untuk mundur namun
mereka telah terkepung oleh pasukan muslimin. Sisa-sisa pasukan Eropa berusaha
untuk mundur, namun tidak ada jalan yang terbuka bagi mereka kecuali menuju
sungai. Pasukan Eropa yang tersisa pun segera mundur menuju sungai, namun ini
menjadi bencana tersendiri bagi mereka dengan banyaknya pasukan yang mati
karena berdesak-desakan dan tenggelam di sungai karena baju besi yang mereka
pakai. Salah satu pemimpin yang mati adalah sang raja Hungaria, Lajos II, yang
mati tenggelam di sungai. Kematiannya ini menutup lembaran pertempuran besar
ini karena pasukan eropa telah dikalahkan oleh pasukan muslimin.
Muslimin memasuki Budapest, Ibu Kota Hungaria dengan lantunan
takbir bertepatan dengan Iedul Adha setelah mereka lantunkan hal yang
sama di Belgrade Serbia. Kemenangan Utsmaniyah menyebabkan perpecahan Hongaria
untuk selama beberapa abad di antara Kesultanan Utsmaniyah, Monarki Habsburg
dari Austria dan Kerajaan Transilvania. Kematian Lajos II ketika menyelamatkan
diri dari pertempuran menandakan akhir dinasti Jagiellon, dan dinasti ini
kemudian bersatu dengan Habsburg melalui pernikahan dengan adinda Lajos.
Kekalahan tersebut benar-benar membuat Eropa malu karena merupakan
sebuah aib bagi mereka. Pasukan yang berjumlah 200.000 orang kalah oleh pasukan
muslimin yang berjumlah 100.000 orang. Dan yang lebih memalukan adalah
kekalahan mereka kurang dari 2 jam dengan banyak prajurit yang mati konyol
karena tenggelam di sungai. Walaupun 1500 an kaum muslimin gugur dalam perang
tersebut, namun itu adalah awal penaklukan eropa. Itulah alasan mereka
menutup-nutupi kekalahan mereka agar tak banyak diketahui kaum muslimin dengan
cara membuat film-film yang menyudutkan Sultan Sulaiman. Kita sebagai umat
muslim harusnya bangga dengan kemenangan yang telah diraih oleh kaum muslimin.
Penyusun : Riskyrito
Penyunting : Argha Sena
Referensi : Hidayatullah.com, cendekiapos.com, radiodai.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar