Rabu, 10 November 2021

TIGA JANJI ALLAH TERHADAP BANGSA YAHUDI



Bangsa Yahudi, adalah bangsa yang juga disebut Bani Israil. Mereka merupakan bangsa yang seringkali ingkar janji. Mereka juga merasa derajatnya lebih tinggi dibandingkan dengan bangsa lainnya. Perilaku bangsa Yahudi yang sering menghina bangsa lain bahkan sudah dicatatkan dalam kitab suci Al-Qur'an.

Allah SWT menceritakannya di dalam Al Quran sebagai pelajaran dan peringatan bagi Rasulullah dan para sahabat serta umat Islam sampai akhir zaman. Setidaknya ada 3 janji Allah SWT terhadap kaum Yahudi. Lalu apa 3 janji Allah itu kepada kaum Yahudi ?, dan seperti apa wujud janji Allah SWT kepada kaum Yahudi?.


Janji Allah SWT yang pertama kepada bangsa Yahudi

Bangsa Yahudi yang suka berperilaku meremehkan dan menghina bangsa lain, bukanlah sebuah kebetulan. Sebab dalam Al-Qur'an telah dijelaskan bagaimana tindak tanduk bangsa Yahudi. 

Allah SWT berfirman; "dan telah kami tetapkan terhadap Bani Israil dan dalam kitab itu : "Sesungguhnya kamu (Bani Israil) akan membuat kerusakan di muka bumi ini 2 kali dan kamu pasti akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar. Maka apabila datang saat hukuman kejahatan pertama dari kejahatan itu, kami mendatangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan besar, lalu mereka mencarimu keluar masuk kampung ke seluruh negeri. Dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana," (QS Al-Isra : 4-5).

Ayat tersebut turun di kota Mekkah jauh sebelum umat muslimin mempunyai kekuatan di Madinah. Menurut catatan sejarah, bangsa Yahudi telah berkali-kali mengalami kehancuran sebelum datangnya Islam. Bangsa Yahudi pernah hampir punah dengan kekuatan Babilonia dan Roma. Hal ini juga terjadi sebelum Islam datang.

Bangsa Yahudi melakukan kerusakan atau kejahatan pertama setelah ayat itu turun. Kemudian penghancuran datang menimpa mereka kaum Yahudi tanpa menunggu waktu yang lama. Kehancuran bangsa Yahudi ini adalah perjuangan dari hamba-hamba Allah SWT. Dan hal ini juga sebagaimana yang dijelaskan dalam. Al-Qur'an.

"Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir dari ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali pertama. Kamu tiada menyangka bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan (hukuman) kepada mereka dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan sendiri dan tangan-tangan orang ya g beriman. Maka ambillah (kejadian) itu menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan" (QS Al Hasyr: 2).

Janji ke-2 Allah SWT kepada kaum Yahudi

Tak bisa dipungkiri, jika kesombongan dan kerusakan yang lebih besar lagi kembali diulangi bangsa Yahudi. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an "Kemudian kami berikan giliran kepadamu untuk mengalahkan mereka kembali, dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak (keturunan), dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar," (QS Al Isra : 6).

Dalam ayat tersebut mengisyaratkan jika Allah SWT memberikan kesempatan kepada bangsa Yahudi untuk mengalahkan orang-orang yang pernah mengusirnya dan mengejar Bangs Yahudi keluar masuk negeri. Bangsa Yahudi berhasil membalas sakit hatinya dan menduduki negeri Syam dan Palestina. Yahudi juga mengalahkan kaum muslimin diwilayah tersebut.

Allah SWT menunjukan janji kedua kepada bangsa Yahudi setelah kehancuran yang pertama. Hal itu terbukti dengan sejahteranya perekonomian maupun politik terhadap bangsa Yahudi Israel. Imigran Yahudi mengalir deras dari segala penjuru negeri ke Palestina tanpa bisa dicegah kaum muslimin. Kekuatan militer dan ekonomi negara barat hampir seluruhnya berada dibelakang Yahudi. Karenanya, kesombongan Yahudi meningkat bahkan hingga saat ini.

Janji Allah SWT ke-3 kepada kaum Yahudi

Derita masyarakat Palestina membuat umat muslim diseluruh negeri. Kekejian bangsa Yahudi Israel sesungguhnya hanyalah akan mempercepat datangnya siksaan dan hukuman Allah sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al Qur’an.

"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”. (Q.S. Al Isra : 7).

Dari ayat tersebut, Allah telah memastikan akan melenyapnya bangsa Yahudi dari bumi ini. Maha Suci Allah telah memberitahukan kepada kaum Muslimin akan kembali memasuki Masjidil Aqsha, sebagaimana dahulu di masa pemerintahan Umar bin Khathab yang menaklukan bumi Palestina.

Dalam Kitab Taurat, Allah telah memutuskan bahwa bani Israil akan memasuki bumi yang diberkati, yaitu Palestina. Bahkan di sana mereka akan mendirikan pemerintahan. Tetapi kemudian mereka membuat kerusakan besar sehingga menyebabkan Allah menghukum mereka dengan cara mengirim hamba-hamba-Nya yang tangguh. Setelah kerajaan mereka binasa, mereka diusir dan dicerai-beraikan.

Hal ini sebagaiman firman Allah SWT. "Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi”. (Q.S. Al-Maidah : 21).

Sahabat MalangTIMES yang beriman, kita ketahui jika jumlah umat muslim saat ini begitu amat besar. Meskipun begitu, tetap saja bagai bumi dan lautan yang mudah terombang-ambing oleh derasnya gelombang.

Allah SWT berfirman, "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah : 249).


Jumat, 08 Oktober 2021

KISAH RATU PARA SUFI MENJAWAB MALAIKAT!!!


            Rabi'ah Al-Adawiyah bernama lengkap Rabi’ah binti Isma'il Al-'Adawiyah. Tokoh sufi wanita yang dijuluki Syahidatul ‘Isyqil Ilahi (wanita yang syahid oleh kerinduan ilahi) ini lahir dan wafat di Basrah, Irak pada abad ke-2 Hijriah. Banyak kisah menakjubkan tentang wanita yang satu ini yang dapat kita jadikan sebagai bahan renungan dan pelajaran hidup. 

    Ulama sufi yang dijuluki sang Ratu Cinta itu lahir dalam kemiskinan yang sangat. Dikisahkan, tak ada kain untuk menyelimuti dirinya, tak ada minyak setetespun untuk pemoles pusarnya. Tak ada lampu untuk menerangi kelahirannya. Beliau adalah putri ke empat, Maka disebutlah Robi’ah.

    Sang ayah sedih memikirkan hal ini. Mau pinjam ataupun minta, sudah menjadi pantangan bagi dirinya. Semuanya digantungkannya pada Allah, Dalam kesedihan ia bermimpi, Bertemu sang Nabi yang menghibur hati:

           "Temuilah Gubernur Basrah dan katakan setiap malam engkau kirimkan Sholawat 100 kali kepadaku, dan setiap malam Jumat 400 kali, kemarin adalah malam Jum’at dan engkau lupa mengerjakannya. Sebagai penebus kelalaianmu itu, berikanlah kepada orang ini 400 dinar, Yang telah engkau peroleh dengan halal."

            Gubernur pun memberikan apa yang dikehendaki oleh Nabi, Ditambah dengan 2.000 dinar bagi sedekah orang miskin, Cukuplah sudah untuk kebutuhan keluarga Robi'ah.

        Sampai keadaan berbicara lain, bencana kelaparan melanda Basrah. Seorang penjahat menculik Robiah untuk kemudian dijual di pasar budak seharga 6 dirham. Majikan membelinya dan memberikannya tugas-tugas yang berat. Siang hari Robiah bekerja sambil berpuasa, Malam harinya dihabiskan untuk mujahadah dan muajahah dengan Rob-nya.

        Kedekatan beralih menuju keaqroban, Keaqroban membawanya kepada kerinduan dan kerinduan telah mengantarkannya pada cintanya pada Tuhannya.

        "Aku adalah milikNya. Aku hidup di bawah naunganNya. Aku lepaskan segala sesuatu yang telah kuperoleh kepadaNya. Aku telah mengenal-Nya, sebab aku menghayati."

Rabi'ah Dibebaskan

        Satu malam yang dingin, sang majikan merasakan kegelisahan dalam hatinya. Maka iapun berjalan ke belakang rumah, memeriksa sekelilingnya, memeriksa kunci-kunci rumahnya.

          Dan ketika ia sampai di dekat gudang tempat Robi'ah tinggal, Kekagetannya membuat ia sendiri gugup, lampu yang semula dipegangnya kini terlempar entah kemana. Bagaimana tidak, ketika ia melongokkan kepalanya ke dalam ruang tempat Robiah beristirahat, Ia sedang melihat Robiah menjalankan sholat.

        "Dan di atasnya tampak cahaya yang terang benderang. Bukan lampu, sebab cahaya itu tidak bergantung kepada suatu apapun."

   Esok harinya, Robi’ah dipanggil. Majikannya menyampaikan keinginannya. Ia membebaskan Robiah sebagai budak. Kini Robi'ah merdeka. Meski sang majikan berharap Robiah mau untuk tinggal di rumahnya, tapi ia memilih untuk pergi menjauhi masyarakat sekitar.

        Dan ia menemukan sebuah gua di pinggir desa. Tinggallah ia di sana. Suatu hari di musim semi, Robi'ah memasuki tempat tinggalnya, Kemudian ia melongok keluar sebab pelayannya berseru, "Ibu, keluarlah dan saksikanlah, apa yang telah dilakukan oleh sang Pencipta." "Lebih baik engkaulah yang masuk kemari dan saksikanlah sang Pencipta itu sendiri."

        "Aku sedemikian asyik menatap sang Pencipta, sehingga apa peduliku lagi terhadap ciptaan-ciptaan-Nya?" sahut Robiah dari dalam.

Bertemu Pencuri

        Suatu malam sebab terlalu letih, Rabi'ah tertidur. Seorang maling menyelusup masuk ke dalam rumahnya, dan mencuri cadarnya. Tetapi, tak ditemuinya pintu keluar. Cadar diletakkan, pintu keluar terlihat. Cadar dibawa, pintu keluar tak terlihat lagi.

    Terdengarlah suara, "Hai manusia, tiada gunanya engkau mencoba-coba.Sudah bertahun-tahun Robi'ah mengabdi kepada Kami. Setan sendiri tidak berani datang menghampirinya. Tetapi betapakah seorang maling berani mencoba-coba untuk mengambil cadarnya. Pergilah dari sini. Jika seorang sahabat sedang tertidur, maka sang Sahabat bangun dan berjaga-jaga"

    Ketika seorang sahabat mengantarkan seorang kaya yang ingin memberikan uang emasnya pada Robiah, Robiah berkata: "Dia telah menafkahi orang-orang yang menghujjah-Nya. Apakah Dia tidak akan menafkahi orang-orang yang mencintai-Nya? Sejak aku mengenal-Nya, aku telah berpaling dari manusia ciptaan-Nya. Aku tidak tahu apakah kekayaan seseorang itu halal atau tidak, maka betapakah aku dapat menerima pemberiannya?"

        Di malam-malam hari yang sepi dan sunyi, dalam kerinduannya dengan sang Maha Pencipta, Robiah bergumam sambil bersujud, "Ya Allah, apapun yang akan Engkau karuniakan kepadaku di dunia ini, berikanlah kepada musuh-musuh Mu. Dan apapun yang akan Engkau karuniakan kepadaku di akhirat nanti, berikanlah kepada sahabat-sahabatMu, karena Engkau sendiri cukuplah bagiku"

        "Ya Allah, semua jerih payahku dan semua hasratku di antara kesenangan-kesenangan dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau. Dan di akhirat nanti, di antara segala kesenangan akhirat, adalah berjumpa dengan-Mu. Begitulah halnya dengan diriku, Seperti yang telah kukatakan. Kini berbuatlah seperti yang Engkau kehendaki."

            Seperti yang telah di ketahui Rabi’ah al Adawiyah sama sekali tidak memikirkan dirinya untuk menikah.

            Sebab menurut Rabi’ah jalan tidak menikah merupakan tindkan yang tepat untuk melakukan pencarian Tuhan tanpa harus dibebani oleh urusan-urusan keduniawian. Padahal banyak lelaki yang berupaya untuk mendekatinya, bahkan meminangnya. Di antaranya yaitu Abdul Wahid bin Zayd, seorang yang zuhud dan wara, salah seorang ulama terkemuka di kota Basrah.

            Abdul Wahid pernah mencoba meminang Rabi’ah, tapi lamaran itu ditolaknya. Dengan mengatakan “Wahai lelaki sensual, carilah perempuan sensual lain yang sama dengan mereka. Apakah engkau melihat adanya satu tanda sensual dalam diriku?”, katanya.

            Selanjutnya Rabi’ah al Adawiyah juga dilamar oleh Muhammad bin Sulaiman al Hasyimi, seorang Amir Abbasiyah dari Basrah.

            Untuk memperistri Rabi’ah, ia sangup memberikan mahar sebesar 100 ribu dinar. Tetapi dijawab oleh Rabi’ah “Aku sungguh tidak merasa senang bahwa engkau akan menjadi budakku dan semua milikmu engkau berikan kepadaku, atau enkau akan menarikku dari Allah meskipun hanya beberapa saat”.

        Dalam riwayat lain disebutkan, sahabat Rabi’ah bernama Hasan al Bashri juga berniat untuk menikahi Rabi’ah al Adawiyah.

        Bahkan mendapat dukungan dari ulama sufi lainnya. Sehingga mendesak Rabi’ah untuk menikah dengannya.

      Karena desakan itu akhirnya ia mengajukan sebuah syarat berupa beberapa pertanyaan. Ia kemudian mengatakan kepada Hasan al Bashri “Jika engkau dapat menjawab empat pertanyaanku, aku pun akan bersedia menjadi istrimu”.

        Hasan al Bashri berkata “Bertanyalah dan jika Allah mengizinkanku, aku akan menjawab pertanyaanmu”. Lalu ia memulai pertanyaannya yang pertama “Apakah yang akan dikatakan hakim dunia ini saat aku mati, akankah aku mati dalam islam atau murtad?”

        Hasan al Bashri menjawab “Hanya Allah Yang Maha Mengetahui jawabannya”. Ia melanjutkan pertanyaannya yang kedua “Pada saat aku dalam kubur, mampukah aku menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir?”

            Hasan al Bashri menjawab kembali “Hanya Allah Yang Maha Mengetahui”. Kemudian pertanyaan yang ketiga “Bagaimanakah aku akan menerima buku catatan amal, di tangan kanan atau di tangan kiri?” Hasan al Bashri kembali menjawab “Hanya Allah Yang Maha Tahu”.

            Ini pertanyaan terakhir “Sebagian manusia akan masuk surga dan sebagian lain masuk neraka. Di kelompok manakah aku akan berada?” Hasan al Bashri lagi-lagi menjawab “Hanya Allah Yang Maha Mengetahui semua rahasia yang tersembunyi itu”.

Sumber:

Cahaya Tarim

Kamis, 25 Maret 2021

Anjing yang di Jamin Masuk Surga! Qithmir, Anjing Penjaga Ashabul Kahfi!

        

Jika kita sering membaca dan menterjemahkan surah al-kahfi setiap malam jum’at maka kita akan menemukan kisah-kisah yang menarik. Selain menjadi amalan malam jum’at, kita dapat mengambil pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya. Salah satu kisah yang menarik adalah tentang ashabul kahfi atau penghuni gua. Kisah tentang ashabul kahfi dalam al-quran diceritakan dalam surah al-kahfi dari ayat 9-26. Dalam kisah ini menceritakan tentang 7 orang pemuda yang bersembunyi dari raja yang dzalim. Selain 7 pemuda tersebut, diceritakan pula seekor anjing yang menjadi penjaga mereka selama di dalam gua tersebut. Anjing inilah yang dikatakan sebagai satu-satunya anjing yang akan masuk ke dalam surga. Mungkin sebagian tidak percaya jika anjing dapat masuk ke dalam surga, hal ini dikarenakan anjing adalah salah satu hewan yang najis sedangkan surga adalah tempat yang suci.Bagaimanakah kisahnya sehingga anjing ini dapat masuk ke dalam surga?

Kisah Anjing Penjaga Ashabul Kahfi


Kisah tentang ashabul kahfi dan anjingnya dapat kita temukan di Q.S. Al-kahfi ayat 9 dan juga ayat 22 yang artinya:

“Adakah engkau menyangka (wahai Muhammad), bahwa kisah ‘ashabul kahfi’ (penghuni gua) dan ‘ar-raqiim’ (anjing mereka) termasuk antara tanda-tanda-tanda kekuasaan Kami yang menakjubkan?(QS al-Kahfi: 9)

Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) tiga (orang), yang keempat adalah anjingnya,” dan (yang lain) mengatakan ,” (Jumlah mereka) lima (orang), yang ke enam adalah anjingnya,” sebagai terkaan terhadap yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan,” Jumlah mereka (tujuh orang), yang kedelapan adalah anjingnya.” Katakanlah (Muhammad),” Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit.” Karena itu janganlah engkau (Muhammad) berbantah tentang hal mereka, kecuali perbantahan lahir saja dan jangan engkau menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada siapapun.(Q.S. al-kahfi: 22)

Dari terjemahan ayat tersebut, bahwa hanya sedikit yang mengetahui jumlah pemuda ashabul kahfi. Namun yang pasti adalah mereka bersama dengan seekor anjing, namun banyak yang berpendapat bahwa pemuda tersebut berjumlah 7 orang bersama dengan seekor anjing. Maka gua  ini dinamakan “Gua 7 Pertapa” (The Cave of the Seven Sleepers), sedangkan dalam Agama Islam kisah ini dikenal dengan Ashabul kahfi (penghuni-penghuni gua).



Kisah ini terjadi di kota Aphesus(Ephese) nama ini adalah sebelum islam datang, dan kini menjadi Tharses(Tharsus) yang terletak di antara Turki dan Yordania. Kota ini dulunya dikuasai oleh Raja yang sangat baik namun raja ini kemudian meninggal. Raja Diqyanius yang menguasai Roma mendengar bahwa raja Aphesus telah meninggal lalu mengirim tentaranya untuk menyerang kota Aphesus dan berhasil menguasainya. Diqyanius kemudian membangun istana yang besar, dia meletakan 50 menteri sebelah kanan dan 50 menteri di sebelah kiri. Dia juga memiliki 6 orang penasehat, penasehat itu adalah pemuda-pemuda cerdas yang berada di belakangnya. Ke-enam pemuda inilah yang menjadi pengambil keputusan setelah melakukan musyawarah kepada menteri-menterinya.

Karena setelah sekian lama tidak pernah sakit, Diqyanius lalu mengaku dirinya tuhan. Siapapun yang menyembah kepada Diqyanius maka akan diberikan kehidupan yang nyaman. Ke-enam pemuda yang menjadi penasehat Diqyanius tidak mau menyembah karena keimanan mereka meyakini adanya tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Tidak seperti Diqyanius yang mengaku sebagai dirinya tuhan, menurut mereka tuhan tidaklah makan dan tidur seperti yang dilakukan Diqyanius. Jika memang Diqyanius seorang tuhan, mengapa dia masih meminta pendapat ke-enam pemuda yang cerdas itu dalam menentukan keputusan. Setelah ke-enam pemuda ini bermusyawarah, mereka lalu memutuskan untuk kabur dari istana dan meninggalkan kedudukan dan kenyamanan yang saat itu mereka miliki.

Setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh, mereka bertemu dengan seorang penggembala. Ketika ditanya oleh penggembala itu, mereka pun menceritakan kisah mereka sebagai penasehat kerajaan dan melarikan diri karena tidak mau mengakui bahwa Diqyanius adalah tuhan. Setelah mendengar cerita ke-enam pemuda yang berusaha mencari tempat bersembunyi dari Raja yang dzalim itu, maka penggembala memutuskan untuk ikut dengan ke-enam pemuda jadi mereka berjumlah 7 orang. Mereka inilah pemuda-pemuda yang beriman kepada Allah dan mendapat petunjuk.

Penggembala lalu mengembalikan hewan-hewan gembalaannya dan kembali menemui para pemuda itu. Ketika penggembala itu kembali kepada para pemuda, ke-enam pemuda itu kaget karena melihat seekor anjing yang mengikuti mereka. Mereka berkata satu sama lain mengenahi kekhawatiran jika keberadaan anjing itu nantinya membongkar rahasia. Mereka pun minta kepada si penggembala supaya anjing itu dihalau saja dengan batu. Anjing itu melihat kepada Tamlikha dan teman-temannya.

Ia lalu duduk di atas dua kaki belakang, menggeliat, dan mengucapkan kata-kata dengan lancar dan jelas sekali. “Hai orang-orang, mengapa kalian hendak mengusirku, padahal aku ini bersaksi tiada tuhan selain Allah, tak ada sekutu apa pun bagi-Nya. Biarlah aku menjaga kalian dari musuh, dan dengan berbuat demikian aku mendekatkan diriku kepada Allah SWT.” Anjing yang bernama Qithmir itu pun diperbolehkan ikut, lalu mereka pun masuk ke dalam gua dan tertidur selama 309 tahun. Masuknya mereka ke dalam gua disebutkan dalam surah al-kahfi ayat 16 yang artinya:

Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung kedalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusanmu. (Q.S. al-kahfi: 16)

Sedangkan lamanya tidur mereka disebutkan dalam Q.S. al-kahfi: 25 yang artinya: Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun. (Q.S. al-kahfi: 25)

Anjing dalam kisah ashabul kahfi dirawayatkan sebagai anjing yang masuk ke dalam surga. Hal ini karena keimanannya dan tugasnya dalam menjaga para ashabul kahfi yang tertidur di dalam gua. Anjing yang bernama Qithmir ini menjadi penjaga pintu gua dengan membentangkan kedua lengan menutup pintu masuk ke dalam gua.

Itulah kisah tentang anjing yang dijamin masuk surga karena menjaga para ashabul kahfi. Bahkan kisah tentang anjing penjaga ashabul kahfi ada dalam al-Quran dan juga kitab agama lain walaupun lebih banyak menceritakan tentang para ashabul kahfi. Imam Ibnu Katsir  mengatakan dalam Tafsirnya yang terkenal: Ibnu Juraij berkata, “Dia menjaga pintu mereka.” Sudah menjadi sifat dan kebiasaan seekor anjing berbaring di depan pintu seolah-olah menjaga mereka yang di dalam. Dia duduk di luar pintu masuk gua. Berkah yang Ashabul Kahfi terima, juga diterima anjing mereka. Tidur panjang yang menghinggapi mereka, menghinggapi si anjing juga. Inilah manfaatnya menyertai orang-orang baik. Sehingga, anjing ini pun ikut terkenal dan terangkat derajatnya.

 

Hikmah yang Dapat di Ambil


1.   Kita tetap dapat masuk surga jika memiliki keyakinan bahwa tiada tuhan selain Allah.

2.   Sehina apapun kita, jika kita tetap berbuat baik maka Allah tetap melihat usaha kita.

3.   Ketika kita tidak memiliki jalan keluar, memohonlah kepada Allah dan Allah akan memberikan petunjuk kepada kita.

4.   Allah melihat dimana kita berpihak, apakah bersama kelompok yang bertauhid kepada Allah atau menyekutukan Allah.



Penulis            : Riskiryto

Editor               : Argha Sena

Referensi        : gomuslim.co.id, islampos.com, sharianews.com, tribunnews.com

 

Binatang yang Akan Menyiksa di Neraka! Inilah Dosa Mereka!

 


Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk berbuat baik kepada semua mahluk, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Kita tidak diperbolehkan untuk menyakiti hewan karena kelak dihari  kiamat kita pasti mempertanggungjawabkannya. Jika kita menyakiti hewan maka kita dapat masuk ke dalam neraka karena perbuatan kita. Hewan adalah salah satu mahluk hidup yang dekat dengan kita, maka dari sangat tidak lazim jika kita sebagai mahluk berakal malah menyiksa hewan. Jika pun bertemu hewan yang berbahaya, jika bisa mengusirnya itu  malah lebih baik. Berbeda halnya jika kita melindungi diri dan tidak memiliki pilihan lain ataupun ada beberapa hewan yang memang disunahkan untuk dibunuh. Tapi terkadang ada manusia yang semena-mena terhadap hewan yang lebih lemahnya darinya. Sehingga dengan sadarnya mereka menyakiti hewan-hewan yang tidak bersalah tanpa memikirkan akibatnya dihari kiamat. Selain menyiksa hewan, dosa seperti memakan harta anak yatim juga dapat membuat kita masuk ke dalam Neraka yang penuh dengan hewan menakutkan. Dosa-dosa orang tidak mau bersedakah dan zakat membuat kita dapat di siksa oleh hewan-hewan yang berbisa. Berikut adalah hewan-hewan yang akan menyiksa manusia di neraka karena dosa yang mereka lakukan.

A.  Kucing

Kucing adalah salah satu hewan kesayangan Rasulullah SAW, Rasulullah memiliki seekor kucing yang bernama Muezza. Berdasarkan suatu riwayat, Rasulullah SAW terbangun mendengar suara Azan. Rasulullah lalu mempersiapkan diri dan berpakaian lalu menemukan Muezza tidur beralaskan jubahnya. Karena tidak ingin mengganggu tidur muezza lalu Rasulullah menggunting jubahnya agar Muezza tidak terbangun.(wikipedia.org)

Dalam kisah ini tentu kita sadar bahwa kita tidak boleh menyakiti hewan terutama kucing. Dalam suatu hadist, ada seorang wanita yang masuk neraka dikarenakan menyiksa kucing. Dari Abdullah ibn Umar radhiyallahu ‘anhu, Bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Seorang wanita disiksa disebabkan mengurung seekor kucing hingga mati kelaparan lalu wanita itupun masuk neraka. Dia (Ibn Umar) berkata: Beliau bersabda: Dan Allah Maha Mengetahui engkau tidak memberinya makan, engkau juga tidak memberinya minum ketika engkau mengurungnya, dan engkau juga tidak membiarkannya berkeliaran sehingga dia dapat memakan serangga tanah.(H.R. Bukhari : 2192)(risalahmuslim.id)

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa perempuan itu memasukkan seekor kucing ke dalam karung dan membiarkannya mati. Maka, dia pun diazab di dalam neraka karena perbuatannya itu. Kucing itu tidak diberinya makanan ataupun minuman. Tidak pula dibiarkannya pergi sehingga bisa mencari makan sendiri. Bagaimana Nabi Muhammad SAW mengetahui nasib perempuan ini? Ialah ketika beliau melakukan shalat Khusuf. Allah SWT kemudian memberikan penglihatan kepada beliau tentang surga dan neraka.

Shahih Imam Bukhari meriwayatkan dari Asma binti Abu Bakar. Nabi Muhammad SAW suatu kali bersabda, "Neraka mendekat kepadaku sampai aku berkata, "Wahai Tuhan, apakah aku akan bersama mereka?' Tiba-tiba, muncul seorang perempuan dicakar seekor kucing. Aku bertanya, 'Ada apa dengan perempuan ini?' Mereka (para malaikat) menjawab, 'Perempuan itu mengurung kucing itu hingga mati kelaparan. Dia tidak memberinya makan ataupun membiarkannya makan.(republika.co.id)

 

B.  Ular dan Kalajengking

Selain kucing, hewan yang paling banyak diriwayatkan menyiksa manusia di neraka adalah ular dan kalajengking. Ular dan kalajengking di Neraka sangat berbeda dengan di dunia. Ukurannya sangat besar dan pengaruh gigitan/sengatannya sangat lama. Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:

Sesungguhnya di Neraka ada ular-ular yang menyerupai leher unta yang panjang. (Jika) ular itu mematuk, bekas patukannya masih akan ada hingga 40 tahun. Dan dalam Neraka juga terdapat kalajengking – kalajengking seperti bighal (hasil persilangan kuda dengan keledai) beserta tali kekangnya. Jika kalajengking itu menyengat, bekas sengatannya akan tetap ada hingga 40 tahun (H.R Ahmad, al-Baihaqiy, Ibnu Hibban, al-Hakim, dihasankan al-Albaniy dalam Shahih atTarghib)

Orang yang memiliki harta yang harus dizakatkan namun tidak dikeluarkan zakatnya terancam mendapat siksaan ular. Dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya- ia berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang Allah beri harta, tapi ia tidak mengeluarkan zakatnya, maka pada hari kiamat harta itu akan berubah bentuk menjadi seekor ular jantan yang bertanduk dan memiliki 2 taring lalu melilit orang itu dan menggigitnya dengan kedua rahangnya yaitu dengan mulutnya sambil berkata: Aku adalah hartamu, aku adalah simpananmu (H.R al-Bukhari) (dikutip dari buku “Surga yang Dirindukan, Neraka yang Ditakutkan”, Abu Utsman Kharisman, penerbit atTuqa Yogya) | WA al-I’tishom)(alpasimiy.com)

Itulah beberapa binatang yang diriwayatkan akan menyiksa manusia ketika berada di neraka. Maka dari itu, kita sebagai umat muslim sebaiknya selalu menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya. Dosa-dosa yang dapat memasukan kita ke dalam neraka telah banyak di jelaskan dalam al-Qur’an dan Hadist. Tetapi banyak manusia yang lalai dan tidak perduli, seakan perbuatan mereka tidak akan dipertanggungjawabkan. Barangsiapa yang menanam, dia yang akan menuai. Jika kita menanam sesuatu yang baik, maka hal baik pula yang kita dapatkan dan begitu pula sebaliknya. Hikmah yang dapat kita ambil dari hadist-hadist tersebut

1.   Janganlah kita menyiksa binatang, karena binatang yang kita siksa akan menuntut pertanggung jawaban. Selain itu, para penyiksa binatang juga akan disiksa seperti mereka menyiksa binatang itu. Contohnya jika kita menyabung ayam, maka kelak di neraka kita akan di sabung seperti ayam.

2.   Menyedekahkan harta yang kita miliki. Karena dalam harta yang kita miliki terdapat harta orang lain yang Allah titipkan kepada kita.

3.   Selalu takut akan akhirat sehingga selalu berbuat kebaikan dengan menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.

4.   Menyadari bahwa ada alam akhirat dan menyadari bahwa dunia ini hanya sementara.

 

 

Penulis       : Riskiryto

editor        : Argha Sena

Referensi        : alpasimiy.com, republika.co.id, risalahmuslim.id, wikipedia.org

Salah Satu Hewan yang Dapat Berbicara! Kisah Serigala yang Beriman Kepada Allah dan Rasulnya!



Dikisahkan pada masa kenabian Muhammad SAW, pada suatu daerah hiduplah seorang pengembala kambing. Pengembala tersebut harus mengurus ratusan kambing dan domba. Setiap pagi, lelaki itu membawa seluruh hewan ternak yang diamanah kepadanya ke padang rumput dekat dengan oasis.

Namun naas, suatu hari lelaki tersebut kecolongan karena seekor serigala berhasil menerkam seekor domba yang lepas dari kerumunan. Pengembala tersebut pun mengejar sang serigala dan menakut-nakutinya dengan mengayunkan tongkatnya.

Domba yang menjadi buruan serigala bertubuh cukup gemuk, sehingga serigala alami kesulitan saat membawanya kabur. Sang penggembala pun berhasil mengejarnya dan menarik paksa domba tersebut dari cengkeraman serigala.

"Wahai fulan, mengapa engkau begitu zalim? Allah telah menetapkan domba itu sebagai rezekiku untuk hari ini, mengapa engkau merebutnya dariku?" ujar serigala itu kemudian.

Betapa terkejutnya pria ini ketika mendengar serigala itu bertutur kata layaknya manusia. "Kamu... Bisa berbicara?" kata sang pengembala takjub.

"Mengapa engkau melihatku terheran-heran? Harusnya engkau tahu, ada yang lebih mengherankan daripada seekor serigala bisa berbicara," kata serigala itu.

"Apa itu?"

"Di Madinah, ada seorang nabi dan rasul yang Allah utus untuk sekalian alam. Namun, banyak orang yang justru membangkang dan enggan beriman kepadanya. Nama nabi itu, Rasulullah Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam," terang serigala.

Keesokan harinya, lelaki pengembala itu pergi ke Madinah untuk menjumpai langsung sosok yang diceritakan serigala kemarin. Perjalanan yang tidak mudah dia tempuh dengan penuh kesabaran dan sampailah ia di Madinah.

Setelah bertanya kepada warga setempat, lelaki itu kemudian tiba di depan Masjid Nabawi. Singkat cerita, ia berkesempatan bertemu Nabi Muhammad SAW. Kepada beliau, ia pun menuturkan kisahnya hingga sampai di Madinah.

Kemudian Rasulullah membenarkan kisah sang gembala bahwa ada seekor binatang yang terang-terangan menunjukkan rasa imannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Lebih lanjut, hal itu ternyata termasuk tanda kian dekatnya hari akhir.

"Yang demikian itu adalah salah satu tanda kiamat," sabda Muhammad SAW. Setelah itu si penggembala mengucapkan dua kalimat syahadat dan memeluk Agama Islam.

Kisah ini termaktub dalam hadis riwayat dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, serta Imam Ahmad. Pakar tafsir Ibnu Katsir menilai sanadnya sahih. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa dan sangat mudah bagi-Nya menjadikan hewan dapat berbicara kepada manusia. Hal ini sama halnya ketika Allah menjadikan anggota tubuh dapat berbicara saat hari kiamat kelak. Allah Ta’ala berfirman,

“Mereka berkata kepada kulit mereka, “Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?” Kulit mereka menjawab, “Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berbicara telah menjadikan kami pandai (pula) berbicara, dan Dialah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan. Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Fushshilat: 21-22).

Itulah kisah seekor serigala yang beriman kepada Allah dan Rasulnya. Semua atas kuasa dan tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Ketika Allah katakan “kun Fayakun” jadilah maka terjadilah, karena kesempurnaan adalah milik Allah. Hikmah yang dapat kita ambil dari kisah tersebut adalah sebagai berikut:

1.     Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, dan semua berjalan atas kuasaNya.

2.     Jika di dunia hewan dapat berbicara atas perintahNya, maka mudah bagi Allah membuat semua anggota tubuh kita dapat menjawab ketika di akhirat.

3.     Jika hewan dapat beriman kepada Allah dan Rasulnya, maka sepantasnya manusia sebagai mahluk sempurna dapat lebih beriman kepada Allah.

4.     Semua telah digariskan oleh Allah dan tidak ada yang luput dari pengawasanNya.

5.     Mengingatkan kita bahwa hari akhir semakin dekat.

 

Penulis     : Riskyrito

Editor     :  Argha Sena

Referensi        : hatisenang.com, muslimahdaily.com, popmama.com, republika.co.id

Rabu, 06 Januari 2021

200.000 Tentara Habis Dalam Waktu Kurang Dari 2 Jam!PERANG MOHACS, Sejarah Memalukan yang Disembunyikan Eropa!!!

 


Jika kita mendengar kata perang maka yang ada dipikiran kita biasa sebuah perang berlangsung selama berhati-hari bahkan berbulan-bulan. Namun ada sebuah peperangan yang menarik perhatian karena peperangan hanya berlangsung kurang dari 2 jam. Perang ini bukan hanya berisikan 100-200 prajurit, namun 100.000-200.000 prajurit musuh yang ikut dalam perang ini. dan kejadian menarik lainnya adalah banyak prajurit yang mati konyol dalam peperangan ini. nama perang ini adalah perang mohac, sebuah peperangan yang jarang didengar kaum muslimin. Peperangan ini adalah peperangan kaum muslim yang dipimpin Sultan Sulaiman al-Qanuny melawan koalisi eropa. Penyebab jarang terdengarnya nama perang ini adalah karena eropa berusaha menutupi kekalahan yang memalukan dalam perang ini.

Awal mula terjadinya perang ini adalah ketika Pasca turunnya sultan Salim I dari tahta dan naiknya sultan Sulaiman I, Hungaria meremehkan dan memandang sultan Sulaiman hanyalah sultan muda yang tidak berpengalaman, dan tidak memiliki pamor besar layaknya sang ayah. Ini membuat mereka berani melanggar perjanjian dengan tidak mau lagi membayar jizyah kepada Utsmaniyah. Hungaria pada waktu itu merupakan sebuah kerajaan besar yang dipimpin oleh raja Lajos II dari Dinasti Jagiellon. Ia adalah saudara ipar dari Kaisar Romawi suci kala itu, Charles V. Meskipun demikian, sejak era Sultan Salim I, ayah dari sultan Sulaiman I Al-Qonuni, Hungaria selalu membayar jizyah kepada Utsmaniyyah sebagai bentuk perjanjian damai antar kedua dinasti.

Karena Hungaria tidak mau membayar jizyah, maka Sulaiman mengirim utusan kepada raja Hungaria untuk memungut jizyah. Raja Hungaria bukannya membayar jizyah, dia malah membunuh utusan Sultan Sulaiman itu. Mendengar kabar tersebut, Sultan Sulaiman membawa pasukannya menuju Hungaria untuk memberikan pelajaran atas apa yang telah diperbuat raja Hungaria tersebut.

Pasukan Utsmani yang dipimpin langsung oleh Sultan berangkat dari Istanbul pada 23 April 1526 (11 Rajab 932).Sultan Sulaiman yang marah besar, lalu mempersiapkan pasukan perangnya dan bergegas ke Hungaria dengan pasukan kurang lebih 100.000 mujahid  dengan 350 meriam dan 800 kapal perang. Dalam perjalanannya menuju Hungaria yang berjarak sekitar seribu kilometer, pasukan Islam menaklukkan daerah-daerah yang dilaluinya, di antaranya Belgrade, ibukota Serbia. Ini dilakukan untuk mengamankan jalur kembali ataupun jalur mundur pasukan apabila pasukan Islam tertimpa kekalahan.

Mendengar kabar bahwa Sultan Sulaiman sedang menuju daerahnya, Maka, terbentuklah koalisi pasukan salib yang terdiri dari kekaisaran Romawi Suci (meliputi Spanyol, Jerman, Italia, Belgia, Swiss, Belanda, Luksemburg, dan sebagian Perancis), kemudian Hungaria itu sendiri, Slovakia, Rumania, Serbia, Kroatia, Polandia, Kerajaan Bavaria (sekarang wilayah Bayern), negara-negara kepausan, dan beberapa negara lainnya. Terkumpullah pasukan salib bersenjata lengkap dari koalisi negara-negara tersebut. Pasukan tersebut bermodalkan 200.000 pasukan berkuda, 35.000 diantaranya lengkap dengan senjata dan baju besi.

Pasukan Sulaiman Al-Qanuni  melewati sungai yang terkenal dan menunggu di lembah Mohacs selatan Hongaria dan timur Rumania menanti pasukan Eropa tersebut. Pertempuran dahsyat pun terjadi selepas waktu ashar. Pasukan Janissari di barisan pertama sanggup bertahan selama sejam, bahkan berhasil menghabisi 20 ribu prajurit musuh. Setelah berlalu satu jam, atas instruksi Sultan, barisan pertama membelah diri menjadi dua bagian ke kanan dan kiri, dan membukakan jalan bagi pasukan Eropa untuk menyerang barisan kedua pasukan Islam. Pasukan Eropa lantas mengerahkan pasukan utamanya untuk menyerbu. Melihat hal itu,barisan kedua pasukan Islam segera mundur, dengan tujuan memancing pasukan Eropa menuju pasukan meriam di barisan ketiga.

Merasa sudah unggul dan mengira kemenangan berada dipihak mereka, pasukan Eropa mengejar pasukan garis kedua sampai tidak menyadari formasi perang pasukan garis ketiga yang telah menunggu mereka. Sebanyak 100.000 pasukan Eropa telah terjebak oleh strategi jitu Sultan. sehingga tanpa sadar mereka sudah berada di tengah-tengah Meriam pasukan Muslim. Pasukan garis Ketiga telah siap dengan meriam-meriam besarnya, dan letusan pertama meriam itu menyadarkan pasukan Eropa akan situasinya yang sudah terjebak, tapi semua sudah terlambat, Pasukan Janissary dan Pasukan Berkuda yang tadi dikejar pasukan Eropa berbalik menghajar pasukan inti Eropa. Dentuman-dentuman meriam selanjutnya menjadi awal kematian tragis pasukan pasukan inti Eropa.

Pasukan eropa kocar-kacir sambil mencari jalan untuk mundur namun mereka telah terkepung oleh pasukan muslimin. Sisa-sisa pasukan Eropa berusaha untuk mundur, namun tidak ada jalan yang terbuka bagi mereka kecuali menuju sungai. Pasukan Eropa yang tersisa pun segera mundur menuju sungai, namun ini menjadi bencana tersendiri bagi mereka dengan banyaknya pasukan yang mati karena berdesak-desakan dan tenggelam di sungai karena baju besi yang mereka pakai. Salah satu pemimpin yang mati adalah sang raja Hungaria, Lajos II, yang mati tenggelam di sungai. Kematiannya ini menutup lembaran pertempuran besar ini karena pasukan eropa telah dikalahkan oleh pasukan muslimin.

Muslimin memasuki Budapest, Ibu Kota Hungaria dengan lantunan takbir bertepatan dengan Iedul Adha setelah mereka lantunkan hal  yang sama di Belgrade Serbia. Kemenangan Utsmaniyah menyebabkan perpecahan Hongaria untuk selama beberapa abad di antara Kesultanan Utsmaniyah, Monarki Habsburg dari Austria dan Kerajaan Transilvania. Kematian Lajos II ketika menyelamatkan diri dari pertempuran menandakan akhir dinasti Jagiellon, dan dinasti ini kemudian bersatu dengan Habsburg melalui pernikahan dengan adinda Lajos.

Kekalahan tersebut benar-benar membuat Eropa malu karena merupakan sebuah aib bagi mereka. Pasukan yang berjumlah 200.000 orang kalah oleh pasukan muslimin yang berjumlah 100.000 orang. Dan yang lebih memalukan adalah kekalahan mereka kurang dari 2 jam dengan banyak prajurit yang mati konyol karena tenggelam di sungai. Walaupun 1500 an kaum muslimin gugur dalam perang tersebut, namun itu adalah awal penaklukan eropa. Itulah alasan mereka menutup-nutupi kekalahan mereka agar tak banyak diketahui kaum muslimin dengan cara membuat film-film yang menyudutkan Sultan Sulaiman. Kita sebagai umat muslim harusnya bangga dengan kemenangan yang telah diraih oleh kaum muslimin.

Penyusun : Riskyrito

Penyunting : Argha Sena

Referensi    : Hidayatullah.com, cendekiapos.com, radiodai.com