Sabtu, 19 Maret 2022

DULU LAWAN SEKARANG KAWAN!!! 12.000 Pasukan Muslim Chechnya Membantu Rusia Menyerang Ukraina!!!

 


Saat konflik Ukraina dan Rusia pecah, Vladimir Putin menyatakan untuk melakukan operasi militer khusus atas Ukraina. Apa yang Putin katakan mengejutkan Amerika Serikat dan NATO sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas perseteruan panas antara Rusia dan Ukraina. Setelah operasi militer yang mulai dilakukan oleh Rusia,  dunia Kembali dibuat terkejut atas pidato Presiden Chechnya, Ramzan Kadyrov, bahwa pasukan Chechnya akan dikirim untuk mendukung operasi militer Rusia ke Ukraina. Kadyrov menjelaskan bahwa menyerang Ukraina adalah 'keputusan yang tepat' serta mereka akan siap untuk melaksanakan perintah Putin dalam keadaan apapun. Hampir sebanyak 12 ribu tentara Chechnya berkumpul dan meneriakkan takbir di alun-alun Ibu Kota Regional, Grozny, sebelum para pasukan berangkat ke Ukraina membantu pasukan Rusia.

Chechnya juga disebut Chechnia atau Chechenia, terkadang mengacu kepada Ichkeria adalah sebuah nama daerah di Federasi Rusia yang berbentuk republik. Chechnya merupakan negara republik otonom, Rusia mengklaim Chechnya sebagai bagian dari negaranya, setelah berhasil menginvasi wilayah Kaukaskus pada abad ke-18. Chechnya meraih kemerdekaannya secara de facto setelah perang Chenchen pada 1994-1996. Tapi secara de jure, Chechnya masih merupakan bagian dari Rusia. Chechnya berbatasan dengan Stavropol Krai di barat laut, republik Dagestan di timur laut dan timur, Georgia di selatan, dan republik Ingushetia dan Ossetia Utara di barat. Letaknya berada di pegunungan Kaukasus Utara dan Ibu kotanya berada di Grozny.

Luas negara Chechnya, sekitar 17.300 km² dengan penduduk sekitar 1,5 juta jiwa. Hampir 95% warganya memeluk agama Islam dan rata-rata merupakan penganut madzhab Syafi'i sedangkan sisanya merupakan penganut Kristen Ortodoks. Maka tidak heran, jika kita bisa dengan mudah menemukan bangunan bernuansa Islam, seperti masjid dan kegiatan lainnya. Bahkan dikatakan masjid terbesar di Eropa terdapat di Chechnya. Pada 23 Agustus 2019 lalu, otoritas Rusia meresmikan masjid yang dikatakan sebagai masjid terbesar dan terindah di Eropa. 

Masjid yang mampu menampung 70 ribu jemaah ini, diberi nama Prophet Mohammed Mosque yang sekarang lebih dikenal sebagai Masjid Akhmad Kadyrov. Karena dihuni mayoritas muslim yang memegang teguh hukum dan tradisi Islam, maka di Chechnya kita tidak akan menemukan minuman beralkohol dan rokok, baik di restoran maupun hotel mewah.

Penduduk asli dari wilayah Chechnya, mereka berasal dari bangsa Vainakh atau sering disebut juga dengan suku Chechen-Ingush. Bahasa yang digunakan di negara ini adalah bahasa Rusia, walau ada juga yang menggunakan bahasa asli dari Chechnya, bahasa ini adalah bagian dari keluarga kaukasia timur laut atau vaniakh.Suku bangsa mereka sangat gigih dalam mempertahankan wilayahnya dari penaklukan bangsa-bangsa Asia. Seperti halnya invasi yang terjadi dari bangsa Mongol pada abad ke-13 dan 14. Selain itu, invasi dari kekaisaran Ottoman dan kekaisaran Safawi (Persia) yang terjadi antara abad ke-15 dan 16. Pada abad ke-18, terjadi persaingan besar antara kekaisaran Persia dan kekaisaran Rusia. Mereka memperebutkan pengaruhnya di Kaukasus. Hal itu membuat wilayah Chechnya termasuk ke dalam wilayah  yang diperebutkan. 

Setelah melakukan desakan selama puluhan tahun, pada abad ke 19 kekaisaran Rusia berhasil merebut kembali Chechnya. Sekitar lebih dari 80 persen bangsa Chechen dan Ingush yang merupakan penduduk asli dari wilayah tersebut, terpaksa meninggalkan tanah kelahirannya dan mengungsi ke Timur Tengah. 

Pada saat pemerintahan Uni Soviet, Chechnya disepadankan dengan Ingushetia yang memiliki kedekatan secara etnis, dengan Grozny sebagai ibu kota gabungan dari wilayah tersebut. Pada tahun 1991, ketika pemerintahan Uni Soviet runtuh Ingushetia memilih untuk berdiri menjadi negara republik di dalam Rusia. Sedangkan Chechnya mendeklarasikan kemerdekaannya. 

Pernah terjadi perang antara Chechnya dan Rusia pada tahun 1994 hingga 1996. Perang terjadi lantaran Chechnya ingin mempertahankan kemerdekaannya dari Rusia. Perang itu berakhir dengan perjanjian damai yang disepakati oleh pemimpin Moskow dan Chechnya. Pada tahun 1999 Rusia kembali menginvasi ibu kota Chechnya, untuk merebutnya kembali. Hingga tahun 2003 sebuah konstitusi baru disetujui antara kedua negara tersebut. Rusia sepakat memberi kekuasaan yang lebih besar kepada pemerintah Chechnya akan tetapi tetap mempertahankan republik di Federasi Rusia. 

Bendera negara Chechnya terdiri dari tiga warna utama dengan makna tertentu, yaitu putih melambangkan pegunungan Kaukasus, hijau melambangkan Islam, dan merah simbol pertumpahan darah. Negara Chechanya berbentuk Republik yang dipimpin oleh seorang Presiden yang dilantik oleh presiden Rusia bernama Ramzan Kadyrov. Terkenal sebagai salah satu pemimpin negara termuda di dunia saat awal menjabat pada tahun 2007 dengan usia 31 tahun.  Saat ini,  Ramzan Akhmadovich Kadyrov berusia 45 tahun dikenal sebagai seorang muslim yang taat. Selain seorang hafiz Qur'an, Kadyrov diketahui selalu memilih berada di shaf ketiga saat ibadah salat Jumat. Sebagai bentuk hormatnya kepada para habib dan ulama yang mengisi shaff pertama dan kedua. Kadyrov juga adalah sosok yang tegas dan menentang segala bentuk paham radikalisme. Bahkan seperatis ISIS pernah menghargai kepala Kadyrov sebesar USD 5 juta atau 71 milliar karena menentang mereka.

Kekuatan ekonomi Chechnya adalah minyak bumi dan pengeboran minyak, yang umumnya dilakukan di lembah Sunzha River, yang berada di antara Grozny dan Gudermes. Minyak bumi sangat melimpah di Gronzy, selain itu terdapat pula pipa yang menghubungkan Laut Caspia dan Makhachkala hingga ke Laut Hitam di Tuapse. Chechnya juga punya gas alam dan pertanian, yang umumnya terletak di lembah Tarek dan Sunzha.

Chechnya juga terkenal memiliki pasukan perang yang dijuluki dengan Pasukan Pemburu. Pasukan militer di negara tersebut diklaim menjadi salah satu pasukan tentara terkuat di dunia. Saat Operasi militer ke Ukraina Kadyrov mengklaim bahwa sejauh ini pasukannya tidak mengalami kekalahan, tidak ada yang gugur, bahkan tidak ada yang pilek. Kadyrov meyakinkan tentara Chechnya akan berusaha sebaik mungkin menghindari jatuhnya korban jiwa pada peperangan tersebut.

Itulah republik Cechnya yang merupakan bagian dari negara Rusia. Pasukannya saat ini ditugaskan untuk mencari presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Pasukannya dikatakan sebagai pasukan islam yang hampir semuanya hapal al-Quran 30 juz. Dan dikatakan disetiap perjalanan mereka selalu membaca shalat kepada Rasulullah SAW. Walaupun sempat tersebar berita mengenai komandan pasukan Chechnya yaitu Magomed Tushaev yang dikabarkan telah tewas. Namun dari salah satu unggahan bahwa dirinya masih hidup dan dapat dipastikan itu adalah berita hoaks. Negara ini pernah mendapat julukan sebagai kota paling hancur di bumi dari PBB, karena sejarah panjang dari rentetan peperangan yang terjadi di Chechnya. Dan sekarang Chechnya adalah negara Federasi Rusia yang selalu berada disamping Rusia dan mendukung setiap kebijakan Rusia.

Sumber Referensi : cirebonraya.pikiran-rakyat.com

id.wikipedia.org

jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com

merahputih.com

suara.com

urbanjabar.com

 

Selasa, 15 Februari 2022

PERCAKAPAN NAFSU DAN ALLAH

 


Manusia adalah sebaik-baiknya makhluk ciptaan Allah dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain. Ketika Allah menciptakan malaikat, Allah hanya memberikan akal kepada malaikat, sehingga malaikat tidak punya nafsu. Wajar jika malaikat sangat patuh kepada Allah swt, karena memang tidak punya kepentingan terhadap dirinya. Sementara manusia, memiliki akal dan nafsu. Dengan begitu, nafsu lah yang menjadi tantangan ketaatan terhadap Tuhannya. Sedangkan hewan, hanya memiliki nafsu, tanpa akal. Oleh karena itu, hewan tidak memiliki beban syari’at (taklif). Karena yang menjadi tolak ukur taklif adalah akal. Jika tidak memiliki akal, maka taklif tidak berlaku.

Dalam kitab Ihya ‘Ulumiddin menjelaskan bahwa level manusia itu berada di antara malaikat dan hewan. Lebih mulia dari hewan dan lebih rendah dari bangsa malaikat. Berikut adalah penjelasan Al-Ghazali mengenai kedudukan manusia,

Artinya, “Level manusia itu berada di atas hewan karena dengan cahaya akal yang dimilikinya mampu menaklukan syahwat. Akan tetapi di bawah level malaikat karena memiliki syahwat dan diuji untuk menaklukannya.” “Jika ia terbuai oleh syahwatnya, levelnya akan turun setara dengan hewan. Sebaliknya, jika mampu menghancurkan syahwatnya, makan levelnya akan naik setinggi-tingginya bersama golongan para malaikat.” (Ihya ‘Ulumiddin, juz , hal. 236)

Berbicara tentang akal dan nafsu, terdapat kisah menarik tentang perbincangan Allah kepada akal dan nafsu. Kisah ini terdapat dalam kitab Tanbihul Ghafilin dan Duraatun Nashihin, dijelaskan bahwa Allah menciptakan Akal. Allah kemudian berfirman, "Wahai Akal menghadaplah Engkau!” Maka akal pun menghadap ke hadapan Allah SWT.

Allah kemudian berfirman lagi kepadanya, "Wahai akal, berbaliklah engkau!” Maka akal pun berbalik. Setelah itu, Allah berfirman lagi kepadanya, "Wahai akal, siapakah Aku?” Lalu akal pun berkata, “Engkau adalah Tuhan yang menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu yang lemah".

Allah kemudian berfirman lagi, "Wahai akal, tidak Ku-ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau!”. Lalu Allah kemudian menciptakan nafsu. Sama seperti dengan Akal, Allah juga berfirman kepada Nafsu. “Wahai nafsu, menghadaplah kamu!”. Berbeda dengan akal, nafsu tak menjawab. 

Nafsu justru berdiam diri Kemudian Allah berfirman lagi kepada Nafsu, “Siapakah engkau dan siapakah Aku?” lalu nafsu menjawab, “aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau.” Allah SWT pun menghukum nafsu selama 1.000 tahun di neraka jahim yang sangat panas. Dalam riwayat lain dikatakan, bahwa Allah SWT menghukum nafsu selama 100 tahun.

Setelah Allah SWT menghukum nafsu di neraka jahim selama 1.000 tahun, kemudian Allah mengeluarkannya dan berfirman lagi kepadanya "Wahai nafsu, siapakah engkau dan siapakah aku".  

       Nafsu menjawab kembali: "Aku adalah aku dan engkau adalah engkau". Lalu Allah berfirman: "Masih begitu juga kah engkau wahai nafsu".

    Allah kemudian masukkan nafsu kedalam neraka juu' selama 1.000 tahun dan dilaparkan. Setelah itu Allah SWT mengeluarkannya kembali dan berfirman: "Siapakah engkau dan Siapakah aku".

            Nafsu kembali berkata: "Aku adalah aku dan engkau adalah engkau".

Allah SWT kemudian menghukum nafsu selama seribu tahun lagi di neraka yang sangat dingin.

        Allah SWT selanjutnya mengeluarkannya dan berfirman lagi: "Wahai nafsu siapakah engkau, dan siapakah aku" Lalu nafsu menjawab: "Aku adalah aku dan engkau adalah engkau".  Allah SWT berfirman: "Masih begitu juga kah engkau hai nafsu". Lalu Allah masukkanlah nafsu ke dalam neraka selama 1000 tahun dan dilaparkan. Setelah itu Allah SWT mengeluarkannya kembali dan berfirman kepada nafsu: "Wahai nafsu, siapakah engkau dan Siapakah aku".

            Nafsu menjawab, “aku adalah hamba-Mu dan Engkau adalah Tuhanku,". Lalu Allah berfirman, "Wahai Nafsu, sekarang masuklah bersama tubuh anak Adam,".


Dari kisah itu, kita sebagai manusia memiliki cobaan berat untuk dapat mengendalikan hawa nafsu. Hawa nafsu merupakan perasaan atau kekuatan emosional yang ada dalam diri manusia. Allah memerintahkan para hamba-Nya untuk mengontrol hawa nafsu karena bisa menjadi sebab segala keburukan. Hawa nafsu adalah suatu keinginan yang bertujuan kepada hal-hal yang bertentangan dengan syariat Allah. Sebab, manusia selalu mendapat godaan setan untuk berbuat maksiat.

Perihal hawa nafsu juga dijelaskan dalam Alquran pada surat Yusuf ayat 53 yang artinya: Artinya: Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.

            

           Sedangkan Hadist yang menjelaskan tentang hawa nafsu adalah sebagai berikut:

Abu Malik Al Asyari meriwayatkan sabda Rasulullah SAW yang artinya: “Musuhmu yang paling berbahaya adalah hawa nafsu yang ada di antara lambungmu, anakmu yang keluar dari tulang rusukmu, istrimu yang kamu gauli, dan sesuatu yang kamu miliki.” (HR Al Baihaqi)

          

        Dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa nafsu manusia terbagi menjadi tiga. Pertama, An-nafs al-ammarah bissu’. adalah nafsu tingkat terendah. Secara harfiah kata "ammarah" berarti banyak menyuruh, sedangkan kata "su" berarti keburukan atau kejahatan. Jadi nafsu amarah adalah nafsu yang cenderung menyuruh berbuat keburukan.



Kedua, An-nafs al-lawwamah. yang diterjemahkan nafsu yang banyak mencela, mengeluh, dan menyalahkan. Cuma yang dicela, dikeluhkan dan disalahkan adalah dirinya sendiri.  Nafsu lawamah termasuk nafsu yang mulia karena hanya orang Mukmin yang bisa menyesali dan menyalahkan dirinya sendiri.

Sedangkan ketiga, An-nafs al-Muthmainah. yang diterjemahkan sebagai jiwa yang tenang. Nafsu ini menempati tingkat tertinggi. Mereka yang bisa menjalankan nafsu mutmainah dijanjikan masuk surga. Ciri pribadi yang memiliki nafsu mutmainah, yakni tetap tenang dalam beriman.

Adapun cara yang diajarkan agar kita dapat menaklukkan hawa nafsu adalah dengan cara kita melakukan puasa. Seperti dalam kitab Ihya 'Ulumiddin menjelaskan tujuan dari berpuasa,

Artinya: Tujuan berpuasa adalah supaya bisa berakhlak sebagaimana sifat as-Shamad bagi Allah, juga agar manusia bisa mengikuti sifat-sifat malaikat, yaitu mengekang syahwat sebisa mungkin. Malaikat adalah makhluk yang terbebas dari syahwat.

Selain itu puasa kita juga dapat meredam hawa nafsu dengan cara melakukan shalat, karena dengan shalat seseorang dapat mencegah atau menghindari dari perbuatan yang tercela. Orang yang taat menjalankan perintah Allah yakin sehat akalnya, karena ia tak ingin terjerumus ke lembah kehinaan. Seperti dalam surah al-Ankabut ayat 45 yang artinya:

“Sesungguhnya shalat itu dapat menahan dari perbuatan keji dan kemunkaran”. (QS. Al-Ankabut : 45)


Dan juga kita memohon kepada Allah swt agar kita termasuk orang-orang yang berakal sehat yang mendapat petunjuk ke jalan-Nya yang lurus. Sedangkan untuk menjaga Nafsu Syahwat maka kita dianjurkan untuk menikah agar kita dapat menjaga pandangan kita.

Itulah kisah dan pembahasan tentang akal dan hawa nafsu. Begitu sulitnya kita dalam meredam hawa nafsu agar tidak terjerumus ke dalam kesesatan. Sedemikian sulitnya menahan hawa nafsu sehingga Sebagian ulama mengatakan bahwa manusia memiliki derajat yang lebih tinggi daripada malaikat. Hal ini dikarenakan manusia memiliki dua potensi dalam dirinya, yaitu akal dan nafsu. Dengan nafsu yang dimilikinya, akan memiliki nilai perjuangan lebih dalam menjalani ketaatan kepada Allah swt. Karena nafsu adalah pintu utama masuk setan untuk menggoda manusia.


Dari adanya akal dan nafsu inilah Allah menciptakan surga dan neraka sebagai bentuk adilnya Allah kepada orang-orang yang dapat mengendalikan hawa nafsu. Dalam surga telah disiapkan apa saja yang telah Allah persiapkan untuk para penghuninya dan demikian pula dengan neraka. Kita dapat menjadikan akal sebagai imam nafsu agar mudah mengendalikan dan mengontrol nafsu tetap berada di jalan Allah dengan melaksanakan berbagai kebaikan dan amal ibadah di dalam aktivitas sehari-hari. Bukan sebaliknya, nafsu yang menjadi imam akal.

Wallahu a’lam bishawab

 

Sumber Referensi   : bacaanmadani.com

  fimadani.com

                                  jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com

                                  kumparan.com

                                  malangtimes.com

                                  nu.or.id

                                  republika.co.id

                                 Taffakur Fiddin Channel

                                 zonapriangan.pikiran-rakyat.com

                               

MANUSIA DAN MAKHLUK TERAKHIR DI BUMI

 


Setiap umat muslim pasti pernah diajarkan di sekolah-sekolah tentang hari kiamat. Kita sebagai umat muslim wajib percaya hari akhir/kiamat pasti terjadi karena termasuk dalam rukun iman yang kelima. hari kiamat sendiri  dibagi menjadi dua yaitu kiamat sugra (kecil) dan kiamat kubra (besar). Kiamat sugra atau kiamat kecil ialah berakhirnya kehidupan sebagian makhluk di dunia ini, baik itu secara individu maupun kelompok. Contoh dari kiamat sugra adalah kematian dan bencana alam. Sedangkan kiamat kubra adalah kiamat yang sebenarnya. Kiamat kubra terjadi dengan dimulainya tiupan terompet sangkakala malaikat Israfil serta diiringi dengan kehancuran semesta beserta isinya.

Dalam berbagai hadist pun telah dijelaskan tentang tanda-tanda akan terjadinya hari kiamat kubra. Tanda-tanda ini pun dibagi menjadi sugra (kecil) dan kubra (besar) yang banyak dijelaskan dari hadist-hadist Nabi Muhammad SAW. Tanda-tanda kecil dari kiamat kubra adalah Wanita berpakaian tapi telanjang, banyak terjadinya kerusakan alam, Semakin meluasnya kebodohan, muncul banyak pembunuhan, waktu yang terasa makin singkat, berkurangnya jumlah orang baik dan bertambahnya jumlah orang jahat, maraknya perbuatan riba, dan disia-siakannya sebuah amanat.

Untuk tanda besarnya adalah kemunculan Dajjal, Munculnya Imam Mahdi, Turunnya Nabi Isa as, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, keluarnya Dabbah (hewan melata yang bisa berbicara), Dukhan (kabut), keluarnya api di Yaman, datangnya orang penghancur ka’bah, dan matahari terbit dari barat. Hal ini berdasarkan dari hadist Nabi Muhammad SAW berikut ini:

"Dari Hudzaifah bin Asid Al-Ghifari berkata, Rasulullah SAW menghampiri kami saat kami tengah membicarakan sesuatu. Ia bertanya, ‘Apa yang kalian bicarakan?’ Kami menjawab, ‘Kami membicarakan kiamat.’ Ia bersabda, ‘Kiamat tidaklah terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda sebelumnya.’ Rasulullah menyebut kabut, Dajjal, binatang (ad-dābbah), terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam AS, Ya'juj dan Ma'juj, tiga gerhana; gerhana di timur, gerhana di barat dan gerhana di jazirah Arab dan yang terakhir adalah api muncul dari Yaman menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka,” (Lihat Abul Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim An-Naisaburi, Al-Jāmi’us Ṣaḥīḥ, [Beirut, Dārul Afaq Al-Jadidah: tanpa tahun], juz VIII, halaman 178).

Dan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Abu dawud berikut ini, artinya:"Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga matahari terbit dari sebelah barat. Maka, apabila matahari terbit dari sebelah barat, lalu manusiapun akan beriman seluruhnya. Akan tetapi, kelakuan yang demikian itu di saat tidak berguna lagi keimanan seseorang yang belum pernah beriman sebelum beriman setelah kejadian tersebut atau memang berbuat kebaikan dengan keimanan yang sudah dimilikinya itu." (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).

Namun sebelum sampai pada akhir tanda-tanda kiamat kubra, umat muslim akan diwafatkan sebelum sampai pada tanda terakhir kiamat. Seperti Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “ Kemudian Allah melepaskan angin dingin yang berhembus dari Syam. Maka tidak ada seorang pun dari manusia yang beriman kecuali dicabut nyawanya sehingga yang tersisa hanya manusia jahat yang tidak memiliki keimanan. Mereka tidak tahu mana yang baik dan mana yang buruk hingga setan muncul dan berkata, “Mengapa kamu tidak memenuhi seruanku saja?” mereka menjawab,” Apa yang kamu perintahkan kepada kami?” Setan memerintahkan kepada mereka untuk menyembah berhala. Maka merekapun mengikuti saran tersebut. Sedangkan, mereka berada dalam kehidupan yang serba kecukupan, kemudian hari kiamat pun datang.” (HR Muslim dan HR Ahmad)

Dalam hadis lain telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdah adl-Dlabbi telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad dan Abu Alqamah al-Farwi keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Shafwan bin Sulaim dari Abdullah bin Salman dari bapaknya dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah akan menghembuskan angin yang sangat lembut, selembut sutera dari arah Yaman, ia tidak akan melewati seseorang yang di dalam hatinya terdapat -Abu Alqamah berkata- seberat biji-bijian, -sedangkan Abdul Aziz berkata; seberat biji sawi- dari keimanan kecuali Allah akan mewafatkannya.” (Shahih Muslim)

Diriwayatkan pula dari An Nuwwas bin Sam’an ra bahwa Rasulullah SAW bersabda ,” Ketika mereka dalam keadaan demikian, tiba tiba Allah mengutus angin sejuk yang mencabut setiap jiwa manusia yang memiliki keimanan dan tinggallah manusia kufur dan jahat. Maka, kiamat pun datang menghantam mereka.” (HR Ahmad dalam musnadnya dan Muslim dalam Shahihnya)

Generasi setelah dimatikannya orang-orang yang memiliki keimanan kepada Allah adalah generasi terburuk. Bahkan lebih buruk dari orang-orang Jahiliyyah, dimana orang-orang tidak lagi memiliki keimanan. Mereka berbuat kerusakan dimuka bumi, karena tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang benar. Generasi inilah yang kelak akan melihat bagaimana bumi dihancurkan.

Maka beruntunglah umat islam yang masih memiliki keimanan kepada Allah walaupun hanya sebesar biji sawi. Sehingga mereka tidak sampai melihat kehancuran dunia yang amat mengerikan. Mereka orang-orang yang tidak memiliki keimanan akan melihat kejadian bagaimana gunung-gunung diruntuhkan, bumi, bintang, dan langit dihancurkan. Mereka yang tidak memiliki iman tersebut baru menyadari bahwa apa yang Allah janjikan adalah benar. Namun tidak berguna lagi penyesalan mereka.

Terdapat satu kisah dimana sebelum malaikat israfil meniup terompet sangkakala sebagai berakhirnya dunia, dimana tersisa satu orang manusia yang masih hidup. Orang yang terakhir meninggal itu adalah orang asli dari suku Madinah yang sedang menggembala kambing.

Kata Nabi shalallahu'alaihi wassalam, "Orang yang terakhir meninggal dari kalian kalangan manusia, semua orang sudah mati, tinggal dia sendiri tapi dia tidak tahu, dia sedang menggembala kambing, kemudian dia masuk dengan gembalanya ke kota Madinah dia temukan semuanya tidak ada kehidupan. tidak ada orang, tidak ada binatang, tidak ada apa-apa, tinggal dia sendiri, pada saat dia meletakkan telapak kakinya di kota Madinah, maka pada saat itulah dia meninggal dan inilah manusia terakhir yang meninggal sebelum ditiup sangkakala terakhir.

Dari kisah tersebut banyak ulama yang berbeda pendapat, ada ulama yang mengatakan bahwa kejadian itu adalah Ketika kiamat kecil. Namun ada pula ulama yang mengatakan bahwa itu terjadi Ketika kiamat besar terjadi.

Untuk makhluk ciptaan Allah yang terakhir diwafatkan Ada beberapa hadits tentang ini dari para sahabat. Rasulullah pernah bertanya kepada malaikat maut siapa yang tersisa dari ciptaan-Nya, karena dia adalah yang paling berpengetahuan dari mereka yang tersisa, dan malaikat maut mengatakan kepadanya bahwa hanya dia yang tersisa.

Syekh Shalih al-Munjid dalam Maut al-Malaikat, menjelaskan nantinya Allah akan memerintahkan malaikat maut untuk mati paling akhir dari semua makhluk. Namun saat di alam kematian, malaikat maut nantinya tidak akan melalui cara yang sama seperti makhluk lainnya.  

Oleh karena itu, makhluk ciptaan Allah terakhir yang meninggal setelah malaikat meniup sangkakala adalah Jibril, Israfil dan yang terakhir adalah malaikat maut, Izrail.  Malaikat sebagaimana disebutkan dalam banyak teks, ditakdirkan untuk mati. Karena semua ciptaan Allah SWT, termasuk manusia, jin, dan makhluk-makhluk lainnya akan mati. Wallahu a'lam bishawab.

Sumber         : eramuslim.com

  mediaindonesia.com

                        merdeka.com

                        palembang.tribunnews.com

             republika.co.id

 

Rabu, 10 November 2021

TIGA JANJI ALLAH TERHADAP BANGSA YAHUDI



Bangsa Yahudi, adalah bangsa yang juga disebut Bani Israil. Mereka merupakan bangsa yang seringkali ingkar janji. Mereka juga merasa derajatnya lebih tinggi dibandingkan dengan bangsa lainnya. Perilaku bangsa Yahudi yang sering menghina bangsa lain bahkan sudah dicatatkan dalam kitab suci Al-Qur'an.

Allah SWT menceritakannya di dalam Al Quran sebagai pelajaran dan peringatan bagi Rasulullah dan para sahabat serta umat Islam sampai akhir zaman. Setidaknya ada 3 janji Allah SWT terhadap kaum Yahudi. Lalu apa 3 janji Allah itu kepada kaum Yahudi ?, dan seperti apa wujud janji Allah SWT kepada kaum Yahudi?.


Janji Allah SWT yang pertama kepada bangsa Yahudi

Bangsa Yahudi yang suka berperilaku meremehkan dan menghina bangsa lain, bukanlah sebuah kebetulan. Sebab dalam Al-Qur'an telah dijelaskan bagaimana tindak tanduk bangsa Yahudi. 

Allah SWT berfirman; "dan telah kami tetapkan terhadap Bani Israil dan dalam kitab itu : "Sesungguhnya kamu (Bani Israil) akan membuat kerusakan di muka bumi ini 2 kali dan kamu pasti akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar. Maka apabila datang saat hukuman kejahatan pertama dari kejahatan itu, kami mendatangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan besar, lalu mereka mencarimu keluar masuk kampung ke seluruh negeri. Dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana," (QS Al-Isra : 4-5).

Ayat tersebut turun di kota Mekkah jauh sebelum umat muslimin mempunyai kekuatan di Madinah. Menurut catatan sejarah, bangsa Yahudi telah berkali-kali mengalami kehancuran sebelum datangnya Islam. Bangsa Yahudi pernah hampir punah dengan kekuatan Babilonia dan Roma. Hal ini juga terjadi sebelum Islam datang.

Bangsa Yahudi melakukan kerusakan atau kejahatan pertama setelah ayat itu turun. Kemudian penghancuran datang menimpa mereka kaum Yahudi tanpa menunggu waktu yang lama. Kehancuran bangsa Yahudi ini adalah perjuangan dari hamba-hamba Allah SWT. Dan hal ini juga sebagaimana yang dijelaskan dalam. Al-Qur'an.

"Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir dari ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali pertama. Kamu tiada menyangka bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan (hukuman) kepada mereka dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan sendiri dan tangan-tangan orang ya g beriman. Maka ambillah (kejadian) itu menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan" (QS Al Hasyr: 2).

Janji ke-2 Allah SWT kepada kaum Yahudi

Tak bisa dipungkiri, jika kesombongan dan kerusakan yang lebih besar lagi kembali diulangi bangsa Yahudi. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an "Kemudian kami berikan giliran kepadamu untuk mengalahkan mereka kembali, dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak (keturunan), dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar," (QS Al Isra : 6).

Dalam ayat tersebut mengisyaratkan jika Allah SWT memberikan kesempatan kepada bangsa Yahudi untuk mengalahkan orang-orang yang pernah mengusirnya dan mengejar Bangs Yahudi keluar masuk negeri. Bangsa Yahudi berhasil membalas sakit hatinya dan menduduki negeri Syam dan Palestina. Yahudi juga mengalahkan kaum muslimin diwilayah tersebut.

Allah SWT menunjukan janji kedua kepada bangsa Yahudi setelah kehancuran yang pertama. Hal itu terbukti dengan sejahteranya perekonomian maupun politik terhadap bangsa Yahudi Israel. Imigran Yahudi mengalir deras dari segala penjuru negeri ke Palestina tanpa bisa dicegah kaum muslimin. Kekuatan militer dan ekonomi negara barat hampir seluruhnya berada dibelakang Yahudi. Karenanya, kesombongan Yahudi meningkat bahkan hingga saat ini.

Janji Allah SWT ke-3 kepada kaum Yahudi

Derita masyarakat Palestina membuat umat muslim diseluruh negeri. Kekejian bangsa Yahudi Israel sesungguhnya hanyalah akan mempercepat datangnya siksaan dan hukuman Allah sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al Qur’an.

"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”. (Q.S. Al Isra : 7).

Dari ayat tersebut, Allah telah memastikan akan melenyapnya bangsa Yahudi dari bumi ini. Maha Suci Allah telah memberitahukan kepada kaum Muslimin akan kembali memasuki Masjidil Aqsha, sebagaimana dahulu di masa pemerintahan Umar bin Khathab yang menaklukan bumi Palestina.

Dalam Kitab Taurat, Allah telah memutuskan bahwa bani Israil akan memasuki bumi yang diberkati, yaitu Palestina. Bahkan di sana mereka akan mendirikan pemerintahan. Tetapi kemudian mereka membuat kerusakan besar sehingga menyebabkan Allah menghukum mereka dengan cara mengirim hamba-hamba-Nya yang tangguh. Setelah kerajaan mereka binasa, mereka diusir dan dicerai-beraikan.

Hal ini sebagaiman firman Allah SWT. "Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi”. (Q.S. Al-Maidah : 21).

Sahabat MalangTIMES yang beriman, kita ketahui jika jumlah umat muslim saat ini begitu amat besar. Meskipun begitu, tetap saja bagai bumi dan lautan yang mudah terombang-ambing oleh derasnya gelombang.

Allah SWT berfirman, "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah : 249).


Jumat, 08 Oktober 2021

KISAH RATU PARA SUFI MENJAWAB MALAIKAT!!!


            Rabi'ah Al-Adawiyah bernama lengkap Rabi’ah binti Isma'il Al-'Adawiyah. Tokoh sufi wanita yang dijuluki Syahidatul ‘Isyqil Ilahi (wanita yang syahid oleh kerinduan ilahi) ini lahir dan wafat di Basrah, Irak pada abad ke-2 Hijriah. Banyak kisah menakjubkan tentang wanita yang satu ini yang dapat kita jadikan sebagai bahan renungan dan pelajaran hidup. 

    Ulama sufi yang dijuluki sang Ratu Cinta itu lahir dalam kemiskinan yang sangat. Dikisahkan, tak ada kain untuk menyelimuti dirinya, tak ada minyak setetespun untuk pemoles pusarnya. Tak ada lampu untuk menerangi kelahirannya. Beliau adalah putri ke empat, Maka disebutlah Robi’ah.

    Sang ayah sedih memikirkan hal ini. Mau pinjam ataupun minta, sudah menjadi pantangan bagi dirinya. Semuanya digantungkannya pada Allah, Dalam kesedihan ia bermimpi, Bertemu sang Nabi yang menghibur hati:

           "Temuilah Gubernur Basrah dan katakan setiap malam engkau kirimkan Sholawat 100 kali kepadaku, dan setiap malam Jumat 400 kali, kemarin adalah malam Jum’at dan engkau lupa mengerjakannya. Sebagai penebus kelalaianmu itu, berikanlah kepada orang ini 400 dinar, Yang telah engkau peroleh dengan halal."

            Gubernur pun memberikan apa yang dikehendaki oleh Nabi, Ditambah dengan 2.000 dinar bagi sedekah orang miskin, Cukuplah sudah untuk kebutuhan keluarga Robi'ah.

        Sampai keadaan berbicara lain, bencana kelaparan melanda Basrah. Seorang penjahat menculik Robiah untuk kemudian dijual di pasar budak seharga 6 dirham. Majikan membelinya dan memberikannya tugas-tugas yang berat. Siang hari Robiah bekerja sambil berpuasa, Malam harinya dihabiskan untuk mujahadah dan muajahah dengan Rob-nya.

        Kedekatan beralih menuju keaqroban, Keaqroban membawanya kepada kerinduan dan kerinduan telah mengantarkannya pada cintanya pada Tuhannya.

        "Aku adalah milikNya. Aku hidup di bawah naunganNya. Aku lepaskan segala sesuatu yang telah kuperoleh kepadaNya. Aku telah mengenal-Nya, sebab aku menghayati."

Rabi'ah Dibebaskan

        Satu malam yang dingin, sang majikan merasakan kegelisahan dalam hatinya. Maka iapun berjalan ke belakang rumah, memeriksa sekelilingnya, memeriksa kunci-kunci rumahnya.

          Dan ketika ia sampai di dekat gudang tempat Robi'ah tinggal, Kekagetannya membuat ia sendiri gugup, lampu yang semula dipegangnya kini terlempar entah kemana. Bagaimana tidak, ketika ia melongokkan kepalanya ke dalam ruang tempat Robiah beristirahat, Ia sedang melihat Robiah menjalankan sholat.

        "Dan di atasnya tampak cahaya yang terang benderang. Bukan lampu, sebab cahaya itu tidak bergantung kepada suatu apapun."

   Esok harinya, Robi’ah dipanggil. Majikannya menyampaikan keinginannya. Ia membebaskan Robiah sebagai budak. Kini Robi'ah merdeka. Meski sang majikan berharap Robiah mau untuk tinggal di rumahnya, tapi ia memilih untuk pergi menjauhi masyarakat sekitar.

        Dan ia menemukan sebuah gua di pinggir desa. Tinggallah ia di sana. Suatu hari di musim semi, Robi'ah memasuki tempat tinggalnya, Kemudian ia melongok keluar sebab pelayannya berseru, "Ibu, keluarlah dan saksikanlah, apa yang telah dilakukan oleh sang Pencipta." "Lebih baik engkaulah yang masuk kemari dan saksikanlah sang Pencipta itu sendiri."

        "Aku sedemikian asyik menatap sang Pencipta, sehingga apa peduliku lagi terhadap ciptaan-ciptaan-Nya?" sahut Robiah dari dalam.

Bertemu Pencuri

        Suatu malam sebab terlalu letih, Rabi'ah tertidur. Seorang maling menyelusup masuk ke dalam rumahnya, dan mencuri cadarnya. Tetapi, tak ditemuinya pintu keluar. Cadar diletakkan, pintu keluar terlihat. Cadar dibawa, pintu keluar tak terlihat lagi.

    Terdengarlah suara, "Hai manusia, tiada gunanya engkau mencoba-coba.Sudah bertahun-tahun Robi'ah mengabdi kepada Kami. Setan sendiri tidak berani datang menghampirinya. Tetapi betapakah seorang maling berani mencoba-coba untuk mengambil cadarnya. Pergilah dari sini. Jika seorang sahabat sedang tertidur, maka sang Sahabat bangun dan berjaga-jaga"

    Ketika seorang sahabat mengantarkan seorang kaya yang ingin memberikan uang emasnya pada Robiah, Robiah berkata: "Dia telah menafkahi orang-orang yang menghujjah-Nya. Apakah Dia tidak akan menafkahi orang-orang yang mencintai-Nya? Sejak aku mengenal-Nya, aku telah berpaling dari manusia ciptaan-Nya. Aku tidak tahu apakah kekayaan seseorang itu halal atau tidak, maka betapakah aku dapat menerima pemberiannya?"

        Di malam-malam hari yang sepi dan sunyi, dalam kerinduannya dengan sang Maha Pencipta, Robiah bergumam sambil bersujud, "Ya Allah, apapun yang akan Engkau karuniakan kepadaku di dunia ini, berikanlah kepada musuh-musuh Mu. Dan apapun yang akan Engkau karuniakan kepadaku di akhirat nanti, berikanlah kepada sahabat-sahabatMu, karena Engkau sendiri cukuplah bagiku"

        "Ya Allah, semua jerih payahku dan semua hasratku di antara kesenangan-kesenangan dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau. Dan di akhirat nanti, di antara segala kesenangan akhirat, adalah berjumpa dengan-Mu. Begitulah halnya dengan diriku, Seperti yang telah kukatakan. Kini berbuatlah seperti yang Engkau kehendaki."

            Seperti yang telah di ketahui Rabi’ah al Adawiyah sama sekali tidak memikirkan dirinya untuk menikah.

            Sebab menurut Rabi’ah jalan tidak menikah merupakan tindkan yang tepat untuk melakukan pencarian Tuhan tanpa harus dibebani oleh urusan-urusan keduniawian. Padahal banyak lelaki yang berupaya untuk mendekatinya, bahkan meminangnya. Di antaranya yaitu Abdul Wahid bin Zayd, seorang yang zuhud dan wara, salah seorang ulama terkemuka di kota Basrah.

            Abdul Wahid pernah mencoba meminang Rabi’ah, tapi lamaran itu ditolaknya. Dengan mengatakan “Wahai lelaki sensual, carilah perempuan sensual lain yang sama dengan mereka. Apakah engkau melihat adanya satu tanda sensual dalam diriku?”, katanya.

            Selanjutnya Rabi’ah al Adawiyah juga dilamar oleh Muhammad bin Sulaiman al Hasyimi, seorang Amir Abbasiyah dari Basrah.

            Untuk memperistri Rabi’ah, ia sangup memberikan mahar sebesar 100 ribu dinar. Tetapi dijawab oleh Rabi’ah “Aku sungguh tidak merasa senang bahwa engkau akan menjadi budakku dan semua milikmu engkau berikan kepadaku, atau enkau akan menarikku dari Allah meskipun hanya beberapa saat”.

        Dalam riwayat lain disebutkan, sahabat Rabi’ah bernama Hasan al Bashri juga berniat untuk menikahi Rabi’ah al Adawiyah.

        Bahkan mendapat dukungan dari ulama sufi lainnya. Sehingga mendesak Rabi’ah untuk menikah dengannya.

      Karena desakan itu akhirnya ia mengajukan sebuah syarat berupa beberapa pertanyaan. Ia kemudian mengatakan kepada Hasan al Bashri “Jika engkau dapat menjawab empat pertanyaanku, aku pun akan bersedia menjadi istrimu”.

        Hasan al Bashri berkata “Bertanyalah dan jika Allah mengizinkanku, aku akan menjawab pertanyaanmu”. Lalu ia memulai pertanyaannya yang pertama “Apakah yang akan dikatakan hakim dunia ini saat aku mati, akankah aku mati dalam islam atau murtad?”

        Hasan al Bashri menjawab “Hanya Allah Yang Maha Mengetahui jawabannya”. Ia melanjutkan pertanyaannya yang kedua “Pada saat aku dalam kubur, mampukah aku menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir?”

            Hasan al Bashri menjawab kembali “Hanya Allah Yang Maha Mengetahui”. Kemudian pertanyaan yang ketiga “Bagaimanakah aku akan menerima buku catatan amal, di tangan kanan atau di tangan kiri?” Hasan al Bashri kembali menjawab “Hanya Allah Yang Maha Tahu”.

            Ini pertanyaan terakhir “Sebagian manusia akan masuk surga dan sebagian lain masuk neraka. Di kelompok manakah aku akan berada?” Hasan al Bashri lagi-lagi menjawab “Hanya Allah Yang Maha Mengetahui semua rahasia yang tersembunyi itu”.

Sumber:

Cahaya Tarim