Allah mengajarkan manusia melalui berbagai cara. Ada cobaan, ujian dalam berbagai rupa. Selain itu, Allah juga menitipkan hikmah dalam banyak kisah, yang tercatat dalam sejarah juga termaktub dalam mukjizat terbesar yakni Alquran.
Adalah kisah ‘Ashabul Kahfi’ yakni para pemuda yang tertidur dalam gua melintasi zaman, 309 tahun lamanya dengan dijaga seekor Anjing. Kisah ini diceritakan dalam surat ke-18, yang turun di Makkah, QS Al Kahfi pada ayat 9-26.
Kisah Terkenal Ashabul Kahfi dan Qitmir, seekor Anjing
Ayat di dalam Surah tersebut menceritakan bagaimana 7 orang pemuda yang beriman kepada Allah melarikan diri ke sebuah gua dan Allah menidurkan mereka selama 309 tahun sehingga mereka tidak dapat dibangunkan oleh apapun.
Pemuda-pemuda tersebut lari dari kejaran utusan Raja yang menginginkan rakyatya patuh padanya dan menyembah berhala. Bersama mereka ikutlah seekor anjing bernama Qitmir.
“Adakah engkau menyangka (wahai Muhammad), bahwa kisah ‘ashabul kahfi’ (penghuni gua) dan ‘ar-raqiim’ (anjing mereka) termasuk antara tanda-tanda-tanda kekuasaan Kami yang menakjubkan? (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”. (QS al-Kahfi: 9).
Allah ingin menunjukkan bukti-bukti kekuasaanNya kepada hamba-hambaNya melalui peristiwa ini. Maka Allah telah mentakdirkan pemuda-pemuda ini tidur dalam jangka yang amat lama.
“Dan mereka telah tinggal tidur dalam gua mereka selama tiga ratus tahun (dengan kiraan ahli Kitab), dan hendaklah kamu tambah sembilan tahun lagi (dengan kiraan kamu) (yakni menjadi 309 tahun)”. (QS Al-Kahfi: 25)
Walaupun mereka tidur amat lama dan tanpa makan dan minum, tetapi dengan kuasa Allah, badan dan jasad mereka tidak hancur dan musnah. Bahkan Allah menyatakan bahawa; jika kita lihat keadaan mereka di dalam gua itu nescaya kita tidak akan percaya bahawa mereka sedang tidur.
“Dan engkau sangka mereka sedar padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka dalam tidurnya ke sebelah kanan dan ke sebelah kiri (supaya badan mereka tidak dimakan tanah), sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka”. (al-Kahfi: 18)
Ketika bangun, mereka kelaparan dan berniat untuk membeli makanan. Setelah melihat situasi aman, mereka kemudian keluar dari gua. Ketika berniat membeli makanan, rupanya uang mereka tidak laku. Zaman sudah berubah total. Orang orang sudah berubah. Penguasa sudah berganti. Peradaban baru di depan mata mereka. Maka kemudian, para pemuda ini diabadikan dengan sebutan ‘ashabul kahfi’, artinya sahabat-sahabat gua.
Terkait jumlah mereka, lokasi gua, dan zaman masih simpang siur, muncul banyak pendapat. Namun satu hal yang disepakati bersama, bahwa mereka hidup melintasi zaman.
Anjing Qitmir, Menjaga Ashabul Kahfi
Imam Ibnu Katsir mengatakan dalam Tafsirnya yang terkenal: Ibnu Juraij berkata,
“Dia menjaga pintu mereka.”
Sudah menjadi sifat dan kebiasaan seekor anjing berbaring di depan pintu seolah-olah menjaga mereka yang di dalam. Dia duduk di luar pintu masuk gua.
Berkah yang Ashhabul Kahfi terima, juga diterima anjing mereka. Tidur panjang yang menghinggapi mereka, menghinggapi si anjing juga. Inilah manfaatnya menyertai orang-orang baik. Sehingga, anjing ini pun ikut terkenal dan terangkat derajatnya.
Larangan Rasulullah Mendekati Anjing
Kisah Qitmir, selayaknya menjadi pengingat setiap hamba bahwa keberkahan dapat datang bagi siapa saja. Termasuk pada hewan termasuk dalam golongan hewan yang sebaiknya dijauhi dan haram dagingnya untuk dikonsumsi.
Nabi Muhammad SAW menyarankan untuk tidak bersentuhan dengan anjing dan air liurnya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila anjing menjilat wadah seseorang, maka keriklah (bekasnya) lalu basuhlah wadah itu tujuh kali.” (HR. Muslim).
Bahaya Anjing, Hewan yang Najis Bagi Manusia
Ilmu pengetahuan telah berhasil menemukan beberapa kesimpulan yang mencengangkan berkaitan dengan kenajisan anjing.
dr Al-Isma’lawi Al-Muhajir mengatakan, bahwa penemuan baru dalam kedoketeran menguatkan apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW. Ketika itu, para dokter mengingatkan untuk berhati-hati saat menyentuh anjing dan mencandainya. Begitu pula untuk waspada jika terkena cairan-cairan yang keluar darinya berupa air liur yang dapat mengakibatkan buta.
Para dokter spesialis hewan mengungkapkan, bahwa mendidik anjing dan berinteraksi dengan cairan-cairan yang keluar darinya berupa kotoran, air kencing, dan lain sebagainya, dapat menularkan sebuah virus yang disebut tocks characins. Virus ini dapat mengakibatkan kaburnya penglihatan dan kebutaan pada manusia.
Setelah melakukan pemeriksaan terhadap 60 ekor anjing, dr. Ian Royt, seorang dokter spesialis hewan di London, Inggris menyimpulkan, bahwa seperempat binatang tersebut membawa telur-telur ulat di cairan-cairan yang keluar darinya. Ia menemukan 180 sel telur ular dalam satu gram bulunya.
Jumlah ini lebih banyak dibandingkan yang ditemukan di lapisan unsur tanah. Seperempat lainnya membawa 71 sel telur yang mengandung jentik-jentik kuman yang tumbuh berkembang. Tiga di antaranya dapat matang cukup dengan menempelkannya pada kulit.
Laporan para ahli yang dipublikasikan oleh surat kabar di Inggris Daily Mirror menyatakan sel-sel telur dari ulat ini sangat lengket dengan panjang mencapai 1 milimeter. Ia akan terus tumbuh berkembang dnegan pesat pada bagian yang terletak di belakang mata.
Menurut dr. Abd Al-Hamid Mahmud Thahmaz, secara ilmiah, anjing dapat menularkan berbagai macam penyakit yang membahayakan. Karena, ada ulat-ulat yang tumbuh berkembang biak di dalam ususnya. Ulat itu mengeluarkan telur-telur bersamaan dengan keluarnya kotoran anjing. Ketika anjing menjilati pantatnya, maka telur-telur ulat tersebut akan berpindah padanya.
Kemudian dari jilatan anjing inilah, telur-telur ulat itu akan berpindah pada wadah, piring, dan tangan para pemiliknya. Di antaranya ada yang masuk ke dalam perut, lalu menuju ke pencernaan. Kemudian kulit telur-telur itu terkelupas dan keluarlah anak-anak ulat yang langsung bercampur baur dengan darah dan lendir.
Bukti Ilmiah Anjuran Nabi Membasuh Air Liur Anjing dengan Tanah
Para dokter mengemukakan alasan penggunaan tanah dalam menghilangkan najis yang berasal dari anjing, dan mengapa membasuh dengan air saja tidak cukup untuk menghilangkannya. Membasuh dengan menggunakan tanah lebih kuat dalam proses sterilisasi dibanding membasuh dengan air.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Sucinya wadah seseorang saat dijilat anjing adalah dengan membasuhnya tujuh kali, salah satunya dengan menggunakan tanah.” (HR. Muslim)
Dikutip dari Ensiklopedia Mukjizat Alquran dan Hadis bahwa dari penemuan ilmiah berkaitan dengan hadits tersebut adalah kesimpulan para dokter yang menetapkan bahwa dalam proses membasuh wadah bekas jilatan anjing harus disertai dengan tanah. Dalam sebuah forum tentang kesehatan umum, para dokter mengemukakan rahasia kenapa harus tanah tidak bahan lainnya.
Dalam forum tersebut, dijelaskan hikmah tujuh kali basuhan yang salah satunya dengan tanah dalam menghilangkan najis jilatan anjing, karena virus anjing itu sangat lembut dan kecil. Sebagimana diketahui, semakin kecil ukuran mikroba, ia akan semakin efektif untuk menempel dan melekat pada dinding sebuah wadah. Air liur anjing yang mengandung virus berbentuk pita cair, maka dalam hal ini tanah berperan sebagai penyerap mikroba sekaligus virus-virus yang menempel lembut pada wadah.
Anjing, Binatang yang Cerdas
Meski demikian, Allah tidak pernah menciptakan sesuatu yang termasuk di dalamnya adalah Anjing tanpa hikmah dan maksud tertentu. Anjing dikenal sebagai hewan yang cerdik.
Seorang peneliti dari Universitas Exeter, Stephen Lea, dan pengajar senior dari Christ Church University, Britta Osthaus, melakukan penelitian terhadap kemampuan kognisi hewan. Lalu ditemukan bahwa dalam kategori kecerdasan sosial, anjing memiliki nilai yang paling bagus di antara hewan lainnya.
Kecerdasan sosial ini menurut Osthaus membuat anjing cocok untuk memandu orang buta atau membantu polisi. Saat ini telah banyak Anjing dilatih untuk membantu pelacakan dalam proses pekerjaan yang dilakukan unit kepolisian. (nov/dbs/rep)
Sumber:
Shahih Ibnu Katsir, Pustaka Ibnu Katsir
Ensiklopedia Mukjizat Alquran dan Hadist
e-journal, Ashabul Kahfi dan Teori Relativitas dalam Alquran
e-journal, Tanah dan Sabun Tanah Sebagai Bahan Antimikroba Terhadap Air Liur Anjing, IPB
e-journal, Identifikasi Molekuler Bakteri Pada Saliva Anjing, UIN Alaudin Makassar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar